Lintas7News.com – Pemerintah daerah di Korea Utara dilaporkan berlomba-lomba memproduksi permen gratis untuk anak-anak menjelang perayaan ulang tahun Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un pada Januari mendatang.
Pemerintah pusat dikabarkan memerintah setiap provinsi di Korut untuk memproduksi permen bagi anak-anak di daerah masing-masing menjelang ulang tahun Kim Jong-un pada 8 Januari mendatang.
Pemberian permen gratis memang menjadi tradisi setiap perayaan ulang tahun pemimpin Korut. Namun, tradisi itu tahun ini berlangsung ketika krisis pangan akut terus membuat warga sengsara.
Proyek pembuatan permen itu bahkan dikabarkan telah mengurangi pasokan tepung dan gula nasional secara drastis. Kelangkaan tepung dan gula itu pun membuat harga kedua bahan makanan tersebut melonjak drastis di tengah krisis kelaparan terburuk sejak 1990-an.
“Sejak kemarin, harga satu kilogram tepung melonjak dari 12.000 won Korut (Rp191.933) menjadi 30.000 won (Rp480.050), sementara harga gula juga naik dari 13.000 won (Rp207.904) menjadi 25.000 won (Rp399.816),” kata seorang warga Unsan, Provinsi Pyongan Selatan.
“Ini semua karena pemerintah pusat telah memerintahkan setiap provinsi harus memproduksi permen sebagai hadiah untuk anak-anak dari Kim Jong-un saat perayaan ulang tahunnya pada 8 Januari,” paparnya menambahkan.
Tradisi pemberian permen gratis telah berlangsung sejak zaman kakek Kim Jong-un, Kim Il-Sung, berkuasa.
Di awal pemerintahan Kim Jong-un, pemerintah memberikan permen gratis kepada ibu hamil dan siswa di tempat penitipan anak hingga sekolah dasar setiap 8 Januari.
Namun, sejak 2019, hadiah permen itu diperluas menjadi untuk setiap anak di seluruh negeri yang akan diterima setiap tanggal 1 Januari.
Namun, produksi permen gratis tahun ini menghadapi sejumlah tantangan. Selain akibat krisis pangan, jumlah impor tepung terigu dan gula yang beredar di pasar lokal sangat terbatas akibat perdagangan lintas batas negara berhenti imbas pembatasan pandemi Covid-19.
“Harga terigu dan gula akan terus naik hingga pabrik makanan selesai memproduksi permen,” kata sumber dari Unsan tersebut.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Krisis pangan di Korea Utara dikabarkan terus memburuk menyusul penutupan perbatasan akibat pandemi Covid-19 yang belum juga usai.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan Korut menghadapi kekurangan pangan sekitar 860 ribu ton pada tahun ini.
Akibat krisis pangan ini, Kim Jong-un bahkan menerapkan berbagai cara nyeleneh untuk menyelamatkan warganya dari krisis kelaparan. Mulai dari suruh warga makan angsa hitam, ternak kelinci, hingga suruh warga kurangi makan dan berhemat.
(CNNIndonesia/RI)