Lintas7News.com – Sekitar 130 ribu warga sipil Ukraina bersiap menjadi tentara cadangan negaranya di tengah peningkatan ancaman Rusia yang dilaporkan sudah menyiagakan pasukan di sepanjang perbatasan.
Lebih dari 100 ribu warga sipil itu bergabung dalam pasukan Pertahanan Teritorial yang baru saja dibentuk pemerintah pada awal tahun ini, setelah Rusia menyiagakan 120 ribu tentara di sepanjang perbatasan kedua negara.
Di hari biasa, para warga sipil itu masih bekerja sesuai profesi masing-masing. Namun pada akhir pekan, mereka berlatih angkat senjata.
Pada akhir pekan lalu, sekitar 70 warga sipil ikut serta dalam pelatihan tempur di Kiev. Sebagian dari mereka sudah memakai perlengkapan infanteri karena sempat ikut bertempur kala Rusia mencaplok Krimea pada 2014 lalu.
Namun, sebagian lainnya hanya memakai sepatu dan pakaian olahraga kasual, layaknya warga sipil biasa. Mereka mengangkat senapan kayu tiruan.
Di tengah pasukan sipil itu, terlihat seorang pekerja lepas bernama Konstantin Sevchuk. Ia mengaku menghindari kontak dengan militer setelah sempat bertempur di kawasan Donbass pada 2014-2015 lalu. Namun kini, ia merasa harus kembali terjun ke lapangan.
“Saya khawatir. Semua ini sangat tidak cocok dengan hidup saya. Saya sebenarnya tidak mau. Namun, ini merupakan yang diperlukan saat ini,” ujar Sevchuk.
Sementara itu, seorang ahli IT bernama Alexander mengaku bahwa ia memang sudah sejak lama aktif bersuara urusan politik dan sempat mengikuti protes pro-demokrasi di Kiev pada 2013 lalu. Namun ketika Rusia mencaplok Krimea, ia merasa belum siap bertempur.
“Sekarang saya sudah berusia pertengahan 30-an dan ini saatnya saya bergabung. Lebih baik bergabung sekarang daripada terlambat. Saya ingin bersiap,” tuturnya.
Di sudut lain, terlihat Mykhaylo kehabisan napas setelah berlatih dengan berguling-guling di salju sembari membawa peralatan militer yang berat. Ketika berbincang dengan Reuters, ia mengaku bersemangat untuk ikut bertempur.
“Saya memang sudah tertarik dengan hal-hal berbau perang sebelumnya. Sekarang merupakan saat yang tepat untuk melakukannya,” ucap Mykhaylo.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Persiapan ini terus dilakukan setelah Amerika Serikat memperingatkan bahwa Rusia sangat mungkin menyerang Ukraina.
Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, sendiri menyatakan bahwa warga tak perlu terlalu panik mendengar laporan kehadiran pasukan Rusia tersebut.
Rusia juga menyatakan bahwa mereka tak mau berperang. Mereka mengaku menyiagakan pasukan di perbatasan dengan Ukraina untuk mengantisipasi ancaman karena semakin banyak pasukan NATO di negara tetangganya itu.
(CNNIndonesia/RI)