PBNU: Bulan Rajab 1443 H Jatuh 3 Februari 2022

Petugas dari Kementerian Agama Kabupaten Jombang mengamati posisi hilal (bulan) saat "rukyatul hilal" untuk menentukan Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriyah di Satradar 222 Ploso di Kabuh, Jombang, Jawa Timur, Senin (4/7). Hasil "rukyatul hilal" di Jombang yaitu posisi hilal pada -1 derajat, 6 menit 01 detik atau masih di bawah ufuk. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/kye/16

Lintas7News.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan awal bulan Rajab 1443 Hijriah jatuh pada Kamis (3/2) esok. Keputusan itu berdasarkan laporan tim rukyat PBNU di seluruh Indonesia yang tidak melihat hilal pada Selasa 1 Februari 2022 kemarin.

“Dari 22 titik lokasi rukyatul hilal bil fi’li yang tersebar di delapan provinsi, tidak satu pun yang berhasil melihat hilal. Rata-rata terhalang mendung dan hujan. Dengan demikian, maka umur bulan Jumadal Akhirah digenapkan (istikmal) 30 hari,” kata Wakil Ketua Umum PBNU, Zulfa Mustofa dalam keterangannya di laman resmi NU, Rabu (2/2).

Zulfa mengatakan keputusan itu sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan pendapat empat imam mazhab atau al-madzâhib al-arba’ah. Saat hilal terhalang mendung, maka usia bulan digenapkan 30 hari.

Zulfa mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai amal kebaikan. Bulan Rajab ini merupakan bulan istimewa karena turun perintah salat lima waktu kepada Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra’ Mi’raj.

“Keistimewaan itu semakin bertambah karena dalam kalender hijriah, tahun ini Nahdlatul Ulama memasuki usia ke-99 tahun,” ujarnya.

Kajian falakiyah LF PBNU menunjukkan posisi hilal terletak jauh di atas ufuk, tepatnya +3 derajat 14 menit 51 detik dan lama hilal 15 menit 23 detik, dengan markas Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11′ 25″ LS 106º 50′ 50″ BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Selasa 1 Februari 2022 pukul 12:46:14 WIB.

Di sisi lain, letak matahari terbenam 17 derajat 13 menit 29 detik selatan titik barat. Sedangkan letak hilal berada pada posisi 20º 32′ 49″ selatan titik barat.

Adapun kedudukan hilal berada pada 3 derajat 19 menit 20 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 5 derajat 22 menit 35 detik.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Berdasarkan kajian falakiyah yang sama, parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura, Papua dengan tinggi 1 derajat 58 menit dan lama hilal di atas ufuk 9 menit 22 detik. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan tinggi 3 derajat 19 menit dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 41 detik).

Karena di seluruh Indonesia tinggi hilal adalah positif di atas dua derajat, maka pada saat matahari terbenam posisi hilal masih terletak di atas ufuk.

Artinya, tinggi hilal di seluruh Indonesia keseluruhan sudah memenuhi kriteria hilal mungkin teramati. Meskipun demikian, karena hilal tidak terlihat, maka Jumadal Akhirah digenapkan 30 hari sehingga awal Rajab jatuh pada Kamis (3/2) esok.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.