Lintas7News.com – Tujuh Kelurahan dan dua desa di Pamekasan, Jawa Timur terendam banjir. Dinas Sosial Pamekasan menyatakan sebanyak 4.269 kepala keluarga (KK) dan10.371 jiwa terdampak banjir.
Rinciannya Kelurahan Kangenan 243 KK, Kelurahan Barkot 345 KK, Kelurahan Gladak Anyar 70 KK, Kelurahan Patemon 670 KK, Kelurahan Bugih 27 KK, Kelurahan Parteker 912 KK, Kelurahan Jungcangcang 969 KK, Desa Laden 700 KK, dan Desa Jalmak 333 KK.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Pamekasan Baddrut Tamam telah turun ke lokasi titik banjir, mengunjungi warga terdampak dan memantau aktivitas dapur umum di Kantor Kecamatan Kota Pamekasan.
Sementara itu, Camat Kota Pamekasan Rahmat Kurniadi berharap sejumlah pihak yang ikut mendorong untuk meringankan beban kerjanya. Terutama dalam memberikan bantuan sembako dan pangan untuk didistribusikan kepada korban banjir.
“Dapur umum tidak hanya di kantor kecamatan, kami juga menyediakan dapur umum di beberapa Kelurahan dan balai desa terdampak. Sebab kalau hanya terpusat di satu tempat, besar kemungkinan kami tidak bisa menampung, jadi kami sebar di beberapa titik,” kata Rahmat, Rabu (2/3).
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Gubernur Khofifah menyambut baik persediaan dapur umum yang digagas pemerintah daerah. Sebab menurut dia, korban banjir dirasa banyak kebutuhan bekal yang harus disediakan, seperti makanan dan kebutuhan lain.
Khofifah berbicara soal penanganan teknis banjir. Sebelum ke dapur umum, dia mendatangi lokasi titik banjir di Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu. Di wilayah ini debit air cukup besar hingga memicu sejumlah rumah warga terendam.
“Nanti kalau sudah tidak hujan kami sediakan pompa air dan alat ekskavator untuk menyedot air yang menggenang di beberapa titik, air ini nantinya untuk dibuang ke sungai, sehingga air cepat surut dan mengurang,” kata Mantan Menteri Sosial itu.
Khofifah sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk proses pengerukan. Di titik banjir ini, kata dia, tim teknis akan memetakan tanah untuk pendangkalan dan penyempitan, sehingga air tidak lagi menggenangi permukiman warga.
(CNNIndonesia/RI)