Demi Akhiri Perang, Presiden Ukraina Bersikeras Ingin Temui Putin

Lintas7news.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersikeras ingin menggelar pertemuan dalam bentuk apa pun dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Zelensky meyakini satu-satunya cara untuk mengakhiri agresi Rusia ke negaranya yang telah berlangsung lebih dari tiga pekan ini adalah dengan negosiasi dan perundingan dengan Putin.

“Saya percaya tanpa pertemuan ini tidak mungkin sepenuhnya memahami apa yang akan membuat mereka (Rusia) siap menghentikan perang,” kata Zelensky saat wawancara dengan media lokal Ukraina, Suspilne, pada Senin (21/3).

Sejak invasi berlangsung 24 Februari lalu, serangkaian pembicaraan tingkat pejabat tinggi Rusia-Ukraina telah berlangsung. Namun, sejauh ini negosiasi belum menemukan jalan tengah guna menghentikan peperangan.

Sebelumnya, Zelensky mengatakan tanpa negosiasi, perang tak bisa berakhir. Ia juga mewanti-wanti peperangan bisa meluas jika negosiasi gagal.

“Saya siap bernegosiasi dengan dia. Saya siap setidaknya selama dua tahun terakhir. Dan saya pikir tanpa negosiasi, kami tak bisa mengakhiri perang ini,” ujar Zelensky dalam wawancara eksklusif, Minggu (20/3).

Ia lalu memperingatkan kepada Putin, Perang Dunia III akan meletus jika negosiasi damai kedua negara ini gagal.

“Setiap kesempatan punya kemungkinan negosiasi, kemungkinan berbicara dengan Putin. Tetapi jika upaya ini gagal, itu berarti ini adalah Perang Dunia Ketiga,” kata Zelensky.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Rusia mulai menggempur Ukraina sejak Putin memutuskan invasi pada 24 Februari lalu.

Zelensky menganggap sebetulnya Ukraina mampu menghadapi serangan Rusia dan menyerang balik. Namun, bagi dia, harga diri tak akan menyelamatkan nyawa. Sehingga, ia akan mengambil opsi negosiasi.

Hingga detik ini pertempuran dan ledakan masih terjadi di sejumlah kota di Ukraina.

Menurut laporan PBB, korban meninggal akibat agresi itu nyaris 850 orang dan warga yang mengungsi sudah melampaui 3,3 juta jiwa.

Sementara itu, menurut data pemerintah Ukraina korban meninggal akibat invasi Rusia telah mencapai 2.000 orang termasuk 900 warga sipil.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.