Lintas7news.com – Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat pada Selasa pekan ini ramai diperbincangkan. Salah satunya lantaran orang nomor satu di Indonesia itu tidak disambut pejabat Negeri Paman Sam saat tiba di Pangkalan Militer Andrews.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan itu bukan hal yang luar biasa. Sebab, menutur Faizasyah kunjungan Presiden Jokowi ke Washington D.C kali ini adalah untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS, bukan kunjungan bilateral.
“Kunjungan Presiden RI ke Washington DC bukan kunjungan bilateral, namun dalam rangka hadiri ASEAN-US Special Summit,” kata Faizasyah, Rabu (12/5).
“Sangat disayangkan mengambil kesimpulan tanpa paham situasi sebenarnya,” lanjut Faizasyah menanggapi sejumlah pemberitaan yang mempersoalkan Jokowi tak disambut pejabat AS saat tiba di Washington D.C.
Dalam aturan protokoler, kunjungan pejabat bukan untuk pertemuan bilateral seperti menghadiri konferensi memang tidak ada penyambutan khusus dari salah satu pejabat tinggi negara tuan rumah. Meski begitu, tamu negara tetap mendapat pengamanan ketat sesuai protokol kenegaraan.
Sebagaimana diberitakan Sekretariat Kabinet RI, Presiden Jokowi dan istrinya, Iriana, disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk AS, Rosan Roeslani, saat tiba di Negeri Paman Sam.
Setelah menempuh kurang lebih 24 jam penerbangan dari Jakarta dengan transit di Amsterdam, Belanda, pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GIA-1 yang ditumpangi Jokowi mendarat di bandara militer Amerika Serikat, Pangkalan Militer Andrews.
Jokowi bakal mengikuti agenda kunjungan kerja sejak Rabu (11/5) hingga Jumat (13/5).
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Bersama pemimpin ASEAN lainnya, Jokowi akan berpartisipasi dalam rangkaian pertemuan KTT Khusus ASEAN-AS atau ASEAN-US Special Summit (AUSS) selama dua hari.
Rangkaian pertemuan tersebut antara lain, pertemuan dengan anggota Kongres, pertemuan dengan para CEOs besar Amerika, pertemuan dengan Wapres AS Kamala Harris dan Tim Perubahan Iklim AS, dan pertemuan Tingkat Tinggi Pemimpin ASEAN dan Presiden Biden.
Presiden menuturkan saat ini Indonesia memegang koordinator kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024. Indonesia berharap, KTT Khusus ini akan menghasilkan kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
Rangkaian pertemuan tersebut antara lain, pertemuan dengan anggota Kongres, pertemuan dengan para CEOs besar Amerika, pertemuan dengan Wapres AS Kamala Harris dan Tim Perubahan Iklim AS, dan pertemuan Tingkat Tinggi Pemimpin ASEAN dan Presiden Biden.
Presiden menuturkan saat ini Indonesia memegang koordinator kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024. Indonesia berharap, KTT Khusus ini akan menghasilkan kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
Sebelumnya, Jokowi dan rombongan tak menumpang pesawat Kepresidenan ke Washington untuk menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS.
Rombongan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300 dalam lawatannya ke Amerika Serikat (AS). Jokowi bersama rombongan tidak memakai pesawat kepresidenan.
Mengenai hal itu, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan pesawat kepresidenan tidak bisa menampung jumlah rombongan yang ikut ke Amerika Serikat.
“Pesawat presiden hanya muat 48 orang, tim ada 62 orang. Dan jarak sangat jauh,” kata Heru, kepada wartawan, Selasa (10/5).
Heru menjelaskan bahwa penerbangan menggunakan Pesawat Kepresidenan pun memakan waktu yang cukup lama. Sebab, pesawat itu harus melakukan dua kali transit sebelum tiba di AS.
“Perjalanan sangat jauh jika pakai pesawat presiden bisa dua kali transit. Nah ini [Garuda] hanya satu kali [transit],” kata dia.
Menurutnya, menggunakan pesawat Garuda Indonesia akan lebih efisien waktu untuk ke AS. Terlebih lagi akan ada tim teknisi yang ikut rombongan kembali ke Indonesia.
“Dan semua menteri yang ikut bisa satu pesawat PP. Dan tim advance akan ikut kembali bersama pesawat itu sehingga lebih efisien,” ujar Heru.
(CNNIndonesia/RI)