Lintas7news.com – Ratusan orang penuhi Markas Rakyat Tuntut Amanah Keadilan (Ratu Adil) di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan, Sabtu, 14/5. Tak hanya halal bihalal, perwakilan dari empat sel kerja (Selker) Ormas ini juga konsolidasi memantapkan langkah sesuai visi masing-masing selker. Rapat koordinasi ini diselingi bedah buku ‘Kitab Humor Sepanjang Masa’. Sebagian besar isinya adalah cerita humor Gus Dur saat menyampaikan kritik ataupun menyikapi dinamika politik tanah air.
Ketua Umum Ratu Adil Mohammad Trijanto mengatakan, dua tahun terakhir kordinasi antar selker dilakukan secara daring. Pandemi korona tidak memungkinkan kegiatan besar yang melibatkan banyak orang. ” Meski korona sudah mereda, kami juga tidak berani hadirkan semua anggota. Kami ambil perwakilan sekitar 300 orang, kalau semua diundang bisa ribuan yang datang, “Katanya.
Maklum, Ormas yang didirikan sejak 2004 ini tidak hanya diikuti oleh warga lokal Blitar. Anggota mereka melingkupi wilayah mataraman, bahkan tak sedikit pula yang berasal dari pasuruan dan banyuwangi.
Ada empat sel kerja Ratu Adil. Masing-masing memiliki basis massa yang berbeda. Yakni, Front mahasiswa revolusioner (FMR), komite Rakyat pemberantasan korupsi (KRPK), front perjuangan petani mataraman (FPPM) dan gerakan anak jalanan (Ganja).
Trijanto menegaskan, pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan masih menjadi salah satu misi yang akan terus dilakukan. Tujuannya tidak lain untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih.
” Alhamdulillah temen temen masih sangat bersemangat dan berkomitmen untuk ini, ” Syukur Trijanto.
Dia juga menegaskan bakal mengawal kebijakan-kebijakan pro rakyat pemerintah. Misalnya optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan dengan metode perhutanan sosial.
Trijanto mengatakan, dalam waktu dekat pemerintah pusat dalam hal ini kementerian lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK) berencana mengeluarkan keputusan terkait kawasan hutan dengan pengelolaan khusus (KHDPK). Sebagian kawasan hutan di Jawa dan Madura nantinya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Yakni melalui redistribusi tanah dan perhutanan sosial. Itu menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 terkait Penyelenggaraan Kehutanan.
Setidaknya, ada sekitar 1,1 juta Hektare kawasan hutan yang menjadi objek tambahan KHDPK ini. Meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Khusus untuk wilayah Jawa Timur, tak kurang dari 502 Hektar lahan yang nantinya bisa dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
” Ada kuota tambahan KHDPK, untuk wilayah (KPH) Blitar ada sekitar 38 ribu hektar. 2 ribu untuk redistribusi tanah dan 36 ribu hektar untuk perhutanan sosial, ” Ujarnya.
Pria yang juga Wakil Ketua Umum Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial (Gema PS) ini mengakui bukan hal mudah untuk merealisasikan program tersebut. Itu karena pihaknya mensinyalir ada mafia tanah yang selama ini memonopoli sumberdaya alam tersebut. Karena alasan ini pula, dia sengaja konsolidasi untuk memasifkan langkah dan menyiapkan gerakan gerakan strategis untuk mendukung kebijakan pro rakyat tersebut.
” Kami harap yang selama ini sudah banyak mengambil manfaat dari hutan bisa legowo, ” Katanya.
Pihaknya optimistis, masyarakat juga sangat sadar dengan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan begitu, perhutanan sosial tidak akan menjadi pemicu perusakan lingkungan terlebih kawasan hutan. ” Hutannya subur masyarakatnya makmur, ” ujarnya.
Disinggung soal bedah buku, Trijanto mengatakan, tantangan besar membentang jalan Ratu Adil. Karena alasan ini pula, pihaknya ingin menularkan gaya Gus Dur lewat buku yang diinisiasi oleh PBNU tersebut.
“Sengaja kegiatan ini kami selingi dengan bedah buku yang berisi joke atau humor humor cerdas Gus Dur. Agar tidak tegang, juga ada banyak cara menyikapi setiap persoalan, humor juga bisa, ” Tuturnya.
Di lokasi yang sama, Penerbit Kitab Humor Sepanjang Masa, Agus Kludhori berharap buku ini bisa membawa manfaat untuk para pembaca. Selain menjadi pengingat karakter Presiden ke-V RI, juga ada banyak teladan yang bisa diambil dari gaya dan diplomasi Gus Dur yang notabene didapuk sebagai bapak pluralisme itu. ” Dan jangan salah, orang yang suka humor itu bukannya tidak punya ketegasan, sebaliknya mereka adalah orang orang yang cerdas, ” pungkas mantan jurnalis ini.
(RI)