Lintas7news.com – Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin takut “percikan demokrasi” merebak di Rusia.
“Presiden Rusia harus menerima kemunculan komunitas berbasis hukum demokrasi dan negara konstitusional yang tumbuh semakin dekat di lingkungannya,” ujar Scholz saat membahas Putin bakal menggunakan pendekatan Ukraina ke Uni Eropa atau tidak.
“Ia takut percikan demokrasi menyebar di negaranya. Maka, ia mencoba menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk membubarkan NATO dan Uni Eropa. Ia ingin memecah belah Eropa dan mengembalikan kebijakan zona pengaruh. Ia tak akan bisa melakukan itu.”
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Scholz mengungkapkan pernyataan ini saat merespons pertanyaan media Muenchner Merkur mengenai Putin bakal menggunakan pendekatan Ukraina ke Uni Eropa atau tidak. Hasil wawancara itu kemudian dipublikasikan di situs resmi pemerintah, Senin (20/6).
Isu ini menjadi perhatian karena Komisi Eropa merekomendasikan Ukraina sebagai kandidat anggota Uni Eropa pada pekan lalu.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyampaikan komisi itu merekomendasikan pemberian status kandidat ke Ukraina pada Jumat (17/6).
“Dari pandangan Komisi, Ukraina telah menunjukkan aspirasi dan tekad negara itu untuk hidup berdasarkan nilai dan standar Eropa,” kata Leyen.
Sementara itu, Putin menyatakan Rusia tak terlalu khawatir atas kemungkinan Ukraina masuk ke Uni Eropa karena aliansi itu bukan organisasi militer.
“UE bukan blok militer-politik, berbeda dengan NATO. Karena itu, seperti yang selalu kami katakan, posisi kami akan situasi ini konsisten, bisa dimengerti, dan kami tak menolak itu,” kata Putin pada Jumat lalu.
(CNNIndonesia/NB)