Lintas7news.com – Ekonomi Korea Utara merosot dua tahun berturut-turut. Pada 2021 lalu, laju ekonomi negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu hanya tumbuh 0,1 persen.
Bank Sentral Korea Selatan (BoK) mengungkapkan pelemahan terjadi di tengah sanksi PBB dan penguncian wilayah (lockdown) covid-19.
Kendati demikian, pelemahannya tidak sedalam tahun sebelumnya. Pada 2020 lalu, ekonomi Korea Utara anjlok 4,5 persen, terburuk sejak 1997.
Korea Utara sebenarnya tidak merilis data pertumbuhan ekonomi resmi meski telah mengakui tengah menghadapi tantangan ekonomi. Perkiraan yang dirilis oleh BoK dianggap sebagai salah satu indikator yang paling dapat diandalkan.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Seorang pejabat BoK yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan laju perlambatan mereda berkat pertumbuhan produksi pertanian dan kehutanan karena kondisi cuaca yang membaik.
“Sektor pertambangan dan manufaktur dan jasa kontraksi karena sanksi Dewan Keamanan PBB yang intens terhadap ekonomi Korea Utara dan tindakan penguncian covid-19 terus berlanjut tetapi kondisi cuaca yang menguntungkan menyebabkan pertumbuhan di sektor pertanian dan kehutanan,” katanya seperti dilansir Reuters, Rabu (27/7).
Awal tahun ini, Korea Utara memulai kembali operasi sementara kereta barang dengan China, tetapi menangguhkannya lagi pada April karena meningkatnya kekhawatiran akan virus corona.
Negara tertutup itu berjuang melawan pandemi covid-19 pertama yang terjadi sejak pertengahan Mei meskipun Pyongyang mengklaim 99,99 persen dari 4,77 juta pasien demam telah pulih sepenuhnya, dan hanya melaporkan 18 kasus demam baru pada Rabu lalu.
Karena kurangnya pengujian, Korea Utara belum merilis angka untuk kasus covid-19 yang dikonfirmasi.
BOK telah menerbitkan perkiraan ekonomi Korea Utara sejak 1991. Angka itu berdasarkan informasi dari berbagai sumber termasuk intelijen Selatan dan badan perdagangan luar negeri dan data kementerian unifikasi.
(CNNIndonesia/NB)