Lintas7news.com – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah beradu mulut dengan sejumlah politikus anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tentang gangguan di kabinet Joko Widodo (Jokowi).
Adu mulut dimulai oleh Fahri yang menganggap KIB, koalisi bentukan Golkar, PAN dan PPP untuk pemilu 2024 itu akan mengganggu kinerja Jokowi.
Pasalnya, menurut Fahri, para petinggi parpol yang tergabung dalam KIB saat ini masih menjabat sebagai menteri. Ketum Golkar Airlangga Hartarto adalah Menko Perekonomian, sementara Ketum PPP Suharso Monoarfa adalah Menteri PPN atau Kepala Bappenas.
“Menurut saya itu mengganggu kinerja kabinet Pak Jokowi,” kata Fahri dalam diskusi Total Politik di Jakarta Selatan, Sabtu (30/7).
Fahri memandang, menteri-menteri Jokowi itu bakal lebih fokus pada aktivitas politik. Padahal, Jokowi lebih memerlukan mereka untuk menghadapi segala kesulitan.
“Masa menterinya sibuk berpolitik mereka jadi pimpinan parpol padahal presiden memerlukan dukungan yang lebih positif produktif, profesional untuk menghadapi krisis krisis yang sekarang menghadang,” ujarnya.
Fahri berpendapat menteri yang sibuk mengurus parpolnya lebih baik mengundurkan diri. Jika tidak maka Jokowi seharusnya bertindak.
Golkar Sentil Balik Fahri Hamzah
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyentil balik Fahri. Menurutnya, analisa Fahri dangkal. Dia pun meminta Fahri fokus mengurus Partai Gelora agar bisa lolos ke DPR RI di Pemilu 2024 mendatang.
“Jadi pernyataan Fahri Hamzah ini jelas analisanya dangkal. Lebih baik dia urus partainya supaya lolos dalam pemilu 2024 nanti,” kata Ace.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Ia meminta Fahri tidak banyak bicara soal KIB. Menurut Ace, Fahri tidak tahu sama sekali soal KIB dan perkembangannya hingga sekarang.
Ace juga berkata, Fahri seharusnya tahu bahwa semua ketua umum parpol di KIB merupakan pembantu Jokowi yang memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan pemerintahan.
Ia memastikan, pihaknya akan bersungguh-sungguh menjaga kinerja pemerintahan saat ini agar sesuai dengan harapan Jokowi dan rakyat Indonesia.
“Yang harus diketahui oleh Fahri, KIB ini berkomitmen untuk mengawal pemerintahan Presiden Jokowi hingga 2024 dan tentu legacy pemerintahan Jokowi,” ujar Ace.
“Tidak mungkin kami tidak bekerja secara profesional untuk kesuksesan pemerintahan Presiden karena ini menyangkut pertaruhan kami yang ada di dalamnya,” imbuhnya.
Fahri Hamzah Cocok Jadi Pengamat
Senada, Waketum PAN Viva Yoga Mauladi ikut menyentil balik Fahri. Menurutnya, Fahri lebih cocok menjadi pengamat politik dibandingkan politikus, karena sibuk mengurus rumah tangga parpol lain.
“Selepas dari anggota DPR dan keluar dari PKS [Partai Keadilan Sejahtera], lalu masuk di partai baru, Partai Gelora, Mas Fahri rasanya lebih cocok jadi pengamat politik dari pada politisi. Soalnya rumah tangga partai politik lainpun diurusi,” kata Viva.
Ia mengakui, parpol merupakan sebuah organisasi publik yang harus siap dikuliti dan dikritik oleh siapapun, terutama oleh pengamat dan masyarakat. Namun, menurutnya, kritik yang datang dari kader parpol lain merupakan hal yang kurang patut.
“Tapi ini yang menilai pengurus partai politik lain? Ya tidak apa-apa. Tapi kurang patut saja,” ujarnya.
Ia pun menyarankan Fahri fokus mengurus Partai Gelora yang sedang mempersiapkan diri melakukan verifikasi administrasi dan faktual untuk dapat menjadi peserta Pemilu 2024, lalu berjuang memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen agar dapat kursi DPR RI.
Meski begitu, menurutnya, Fahri akan laku bila memilih jalur menjadi pengamat politik.
“Itu tugas utama Fahri Hamzah,” imbuh Viva.
“Atau mau jadi pengamat politik saja? Pasti laku keras dan laris manis,” tambahnya.
Lebih lanjut, Viva berkata, keberadaan KIB tidak akan mengganggu kinerja Jokowi. Keberadaan KIB, menurutnya, justru menjadi kekuatan politik pemerintah, seiring dengan langkah PAN masuk di kabinet saat ini.
Viva pun menyatakan bahwa tugas-tugas negara sebagai menteri saat ini berjalan dengan baik karena dijalankan secara profesional. Menurutnya, profesionalisme di kabinet dan di bidang politik harus menjadi acuan utama seluruh menteri.
Viva kemudian menyoroti sikap Fahri seorang diri yang mempersoalkan keberadaan KIB.
“Selama ini Presiden Jokowi tidak ada masalah dengan KIB. Hanya Fahri Hamzah saja yang merasa ada masalah. Anis Matta [Ketua Umum Partai Gelora] saja juga santai-santai saja tentang eksistensi KIB,” katanya.
(CNNIndonesia/OAS)