Deret Pernyataan Terbaru Mahfud MD di Kasus Ferdy Sambo

Lintas7news.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan sejumlah hal mengenai perkembangan kasus kematian Brigadir J di rumah dinas bekas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Mahfud membeberkan kemarahan Presiden Joko Widodo karena penanganan kasus yang cenderung lambat. Selain itu, dia juga mengungkapkan posisi kuat Sambo di internal Polri.

Kelompok Sambo Bak Kerajaan di Polri
Mahfud MD menyebut Irjen Ferdy Sambo memiliki kelompok layaknya kerajaan di internal Mabes Polri. Menurut Mahfud, kelompok itu juga menghalangi penyidikan kematian Brigadir J.


“Yang jelas ada hambatan-hambatan di dalam secara struktural. Karena ini tak bisa dipungkiri ada kelompok Sambo sendiri ini yang seperti menjadi kerajaan Polri sendiri di dalamnya. Seperti sub-Mabes yang sangat berkuasa,” kata Mahfud dalam wawancara di YouTube Akbar Faizal Uncensored dikutip Kamis (18/8).

Akbar Faizal sudah mengizinkan CNNIndonesia.com untuk memberitakan tayangan wawancara tersebut.

Mahfud mengatakan ada tiga klaster kelompok Sambo di kasus kematian Brigadir J. Klaster pertama yakni sosok Sambo selaku tersangka karena diduga menjadi perencana pembunuhan.

Klaster kedua yakni pihak yang menghalangi pengusutan kasus, berpotensi dijerat pasal obstruction of justice. Sementara klaster ketiga yaitu pihak yang sekadar ikut-ikutan dalam kasus ini, dan berpotensi dijerat dugaan pelanggaran etik.

Ungkap Kemarahan Presiden Jokowi
Mahfud MD mengatakan Presiden Joko Widodo sempat marah karena penanganan kasus kematian Brigadir J yang lambat. Kemarahan itu diketahui setelah mendapat informasi dari Seskab Pramono Anung.

“Pak Pram bilang, wah tegas pak, enggak perlu, yakin lah saya wong pak presiden marah betul dan kenapa lama,” kata Mahfud MD.

“Terus ada rapat lagi saya ketemu presiden, diarahkan itu agar tak timbulkan isu macam-macam dan cepat diselesaikan dan jangan ditutupi,” kata Mahfud.

Sambo Mau Tembak Brigadir J Sampai Hancur
Mahfud MD mengatakan Ferdy Sambo memang ingin membunuh Brigadir J. Hal itu terungkap ketika anggota Kompolnas Poengky Indarti menceritakan kepada Mahfud.

Poengky menemui Sambo tak lama setelah pembunuhan Brigadir J. Setelah itu, pertemuannya dengan Sambo diceritakan kepada Mahfud.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Dari cerita Poengky, Ferdy Sambo disebut menangis dan geram ketika istrinya dilecehkan oleh Brigadir J.

“Ya, itu dia panggil cuma nangis aja [Sambo]. Katanya [Sambo] ‘aduh itu saya dizalimi, istri saya dilecehkan, kalau saya di situ saya tembak sendiri sampai hancur badannya,” kata Mahfud membeberkan pengakuan anggota Kompolnas Poengky Indarti.

Narasi Pelecehan Istri Sambo Menjijikan
Mahfud MD juga mengaku jijik dengan skenario pelecehan seksual terhadap istri Sambo. Ia bahkan menilai skenario karangan orang-orang yang kini menjadi tersangka itu mirip cerita film porno.

“Itu karangan, tapi menjijikan, hanya orang dewasa yang bisa dengar itu. Itu karangan, tapi seakan-akan kita nonton film porno,” kata Mahfud.

Ia pun lebih memilih menyerahkan kasus tersebut pada hasil pemeriksaan karena harus dilihat secara logis dan berlandaskan fakta.

“Makanya itu kalau tanya ke saya: sudah biar dikonstruksi oleh hakim, oleh polisi dan seterusnya. Toh, cerita itu ndak terlalu penting,” ucapnya.

Mengenai sejumlah pernyataan Mahfud, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menjawab singkat. Dia hanya mengatakan tim khusus Polri fokus pada penyidikan ihwal pembunuhan Brigadir J.

(CNNIndonesia/NB)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.