LINTAS7NEWS – “Akumulasi kekecewaan dan efek domino dari kesenjangan antara anggaran Blitar Utara dan Blitar Selatan,” himbauan para tokoh pergerakan Blitar Selatan yang hadir dalam Sarasehan Persiapan Usulan Pemekaran Wilayah Blitar Selatan Menjadi Otonomi Sendiri.
Agenda ini diwarnai oleh sejumlah aktivis pergerakan diantaranya Ketua KRPK Mohammad Trijanto, Bianto Budiman, Ormas Gannas Joko Wiyono, Supriarno, Wigig Harsiwidodo, Joko Prasetyo dari GPI di Bale Kinanthi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Kamis malam (23/2).
Agenda ini merupakan langkah nyata keinginan masyarakat Blitar Selatan untuk memisahkan diri, dari Kabupaten Blitar.
“Alhamdulillah, tadi tokoh-tokoh senior perwakilan dari 7 kecamatan di Blitar Selatan telah hadir. Mereka setuju dan mendukung, Blitar Selatan diupayakan menjadi wilayah dengan Otonomi Sendiri,” kata Supriarno.
Dirinya menambahkan bawa langkah ini akan digarap serius sesuai dengan road map yang telag dibuat.
Dikabarkan projek ini akan selesai paling lambat akhir tahun 2023 dibarengi dengan terbentuknya Majelis Rakyat Blitar Selatan.
Pasalnya, Majelis Rakyat Blitar Selatan ini merupakan perwakilan dari setiap dusun di tujuh kecamatan di Blitar Selatan dan bergerak di penjuru Blitar Selatan untuk sosialisasikan pergerakan ini ke masyarakat terkait pemekaran.
Pembentukan Blitar Selatan otonomi sendiri akan dikonsultasikan ke Kementrian dalam Negeri (Kemendagri) serta study banding ke daerah hasil pemekaran lainnya, seperti Batu dan Magetan.
Aktivis pergerakan Mohammad Trijanto menyebutkan bahwa gerakan ini adalah suatu gagasan yang luar biasa dan rasional karena pemekaran wilayah sudah diatur dalam undang-undang.
Menurutnya, gagasan ini muncul lantaran kekecewaan yang berlangsung puluhan tahun akibat disparitas pembangunan di Kabupaten Blitar.
“Saya kira ini gagasan yang luar biasa, mengingat disparitas ekonomi yang terjadi sekian lama. Saya rasa tahapannya juga rasional, karena sudah ada dalam undang-undang, formnya tinggal isi saja. Yang paling bagus adalah gagasan pembentukan Majelis Rakyat Blitar Selatan,” ujar Trijanto.
“Banyak contohnya, bedanya cuma yang lain dari atas ke bawah (kemauan pemerintah pusat), tapi ini kita dorong dari bawah ke atas (kemauan masyarakat),” jelasnya.
Diakhir, Trijanto berharap ide yang luar biasa ini bisa di wujudkan dan dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan.
“Saya harap gagasan luar biasa ini bisa dilaksanakan, saya tidak mau gagasan ini hanya jadi pepesan kosong atau onani intelektual menjelang tahun-tahun politik saja. Maka, harus segera diwujudkan dan dijalankan sesuai tahapannya,” pungkas Trijanto.**
(RI/OAS)