Alibaba Mendobrak Pasar Keuangan dengan Obligasi Konversi Gargantuan Rp 72,4 Triliun Apa yang Membuat Langkah Ini Begitu Bersejarah?

Keberanian dan visi Alibaba Group Holding Ltd. mengguncang dunia keuangan dengan rencana menjual obligasi konversi senilai USD 4,5 miliar.

Keberanian dan visi Alibaba Group Holding Ltd. mengguncang dunia keuangan dengan rencana menjual obligasi konversi senilai USD 4,5 miliar. (tangkapan layar)

LINTAS7NEWS – Dalam peristiwa yang menandai keberanian dan visi yang tak terbantahkan, Alibaba Group Holding Ltd. mengguncang dunia keuangan dengan rencana mengesankan untuk menjual obligasi konversi senilai USD 4,5 miliar. Sebuah tindakan yang memancarkan keyakinan mendalam dalam potensi dan keberlanjutan Alibaba, serta menarik minat investor dari seluruh penjuru dunia. Langkah yang meyakinkan, membawa kita pada era baru inovasi dan pertumbuhan yang luar biasa.

Dalam gerakan strategis yang menunjukkan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap pertumbuhan jangka panjang, Alibaba Group Holding Ltd. tidak hanya meluncurkan penawaran obligasi konversi senilai USD 4,5 miliar, tetapi juga memperkuat rencana pembelian kembali saham dan investasi dalam bisnisnya sendiri. Dengan menawarkan obligasi tujuh tahun yang jatuh tempo pada 2031, dengan kupon 0,5% dan premi konversi 30%, Alibaba menegaskan posisinya sebagai pemimpin tak terbantahkan dalam inovasi dan transformasi digital. Sebuah langkah strategis yang menjanjikan, memperkuat pondasi untuk masa depan yang gemilang.

Pesanan untuk obligasi Alibaba Group Holding Ltd. melonjak secara luar biasa, melampaui harapan beberapa kali lipat, sejalan dengan minat yang kuat dari investor global. Informasi ini disampaikan oleh sumber yang memiliki pemahaman mendalam tentang situasi tersebut, namun memilih untuk menjaga kerahasiaan identitasnya atas pertimbangan pribadi. Kelebihan permintaan ini mencerminkan keyakinan yang tinggi dari para investor terhadap prospek Alibaba serta menandai kesuksesan besar dari penawaran obligasi yang dilakukan oleh perusahaan.

baca juga : Daftar 10 Orang Kaya Dunia Yang “Jatuh Miskin”

Menurut laporan dari Yahoo Finance pada Jumat (24/5/2024), penawaran ini terjadi di saat Alibaba membutuhkan modal untuk menyuntikkan investasi ke bisnis intinya, terutama di sektor e-commerce dan cloud. Kedua sektor ini mengalami penurunan pangsa pasar karena tindakan keras dari otoritas Tiongkok dan gejolak internal yang menyertainya. Langkah ini menegaskan komitmen Alibaba untuk memperkuat fondasi bisnisnya di tengah tantangan yang kompleks, sambil tetap berfokus pada inovasi dan pertumbuhan jangka panjang.

Sebagian dari hasil penawaran tersebut akan dialokasikan untuk memperkuat program pembelian kembali saham Alibaba Group Holding Ltd. sebanyak 14,8 juta saham American Depositary Shares pada harga kesepakatan yang telah ditetapkan. Langkah ini mencerminkan strategi yang cerdas dalam mengelola modal perusahaan untuk meningkatkan nilai saham dan kepercayaan investor. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk mendukung inisiatif pembelian kembali di masa depan, menandai komitmen yang kuat dalam menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.

Langkah ini dianggap sebagai peluang yang menguntungkan untuk mendapatkan dana tunai di luar negeri dengan persyaratan yang menguntungkan, dengan tingkat bunga sebesar 0,5%. Alibaba dapat segera memulai program pembelian kembali saham, yang menurut perusahaan akan memberikan manfaat lebih besar bagi para pemegang saham daripada efek dilusi. Analis dari Daiwa Capital Markets Hong Kong Ltd., John Choi, menyoroti kebijakan ini sebagai langkah strategis yang cerdas dalam mengoptimalkan penggunaan dana dan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

baca juga : Konflik Sempat Mereda, India Kembali Blokir Aplikasi China

Alibaba berkomitmen untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara pengembalian uang tunai kepada para pemegang saham dan investasi pada bisnis lama dan baru, termasuk dalam bidang kecerdasan buatan.” Ini adalah pesan yang disampaikan oleh Chairman Joe Tsai dan Chief Executive Officer Eddie Wu dalam surat mereka kepada para pemegang saham pada Kamis, 23 Mei. Langkah ini mencerminkan strategi jangka panjang perusahaan untuk mengoptimalkan nilai bagi para pemegang saham sambil tetap fokus pada inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam era kecerdasan buatan dan teknologi.

Tiongkok terus memimpin dalam penurunan harga layanan cloud dan kecerdasan buatan, sambil meningkatkan investasi dalam kecerdasan buatan, yang telah menjadi pusat aktivitas investasi global. Sebagai respons terhadap dinamika pasar yang cepat ini, perusahaan telah menyetujui perluasan program pembelian kembali saham awal tahun ini, menambah pembelian kembali sebesar USD 25 miliar, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam sejarah Tiongkok.

Penawaran obligasi konversi ini memiliki kupon tahunan antara 0,25% hingga 0,75%, dengan premi konversi berkisar antara 30% hingga 35%, sesuai dengan ketentuan kesepakatan yang telah diulas oleh Bloomberg News sebelumnya. Saham American Depositary Receipt (ADR) ditutup turun 2,3% pada $80,80 pada Kamis, sementara sahamnya mengalami sedikit perubahan pada awal perdagangan di Hong Kong pada Jumat.

penutupan penawaran ini dijadwalkan pada 29 Mei, menandai awal dari era baru bagi Alibaba Group Holding Ltd. Pemegang obligasi konversi diberikan kesempatan luar biasa untuk meminta pembelian kembali surat utang pada 1 Juni 2029. Dengan kolaborasi yang mengesankan, Citigroup Inc., JPMorgan Chase & Co., Morgan Stanley, Barclays Plc, dan HSBC Holdings Plc telah turut serta dalam memfasilitasi kesepakatan ini, mengukuhkan komitmen mereka terhadap keberhasilan Alibaba di masa depan

Sebelumnya, saham Alibaba turun tajam pada hari Selasa (15/5), setelah laba bersih raksasa teknologi asal Tiongkok itu anjlok pada kuartal terakhir 2023.

baca juga : Saham Meta Melejit 18 Persen Akibat Kenaikan Jumlah Pengguna Facebook

Melansir CNBC International, Rabu (15/5/2024) Alibaba mencatat pendapatan sebesar USD 30,7 miliar, dibandingkan perkiraan 219,66 miliar yuan.

Laba bersih Alibaba yang diatribusikan kepada pemegang saham juga hanya mencapai 3,3 miliar yuan, turun 86% YoY. Saham Alibaba ditutup turun 6% di AS setelah jatuh sebanyak 8,1% pada jam pertama perdagangan.

Dilaporkan, Alibaba mengalami tahun yang sulit pada tahun 2023, ketika perusahaan melakukan perombakan struktur terbesar dalam sejarahnya.

Perusahaan ini juga secara terpisah menerapkan beberapa perubahan manajemen tingkat tinggi, dengan Eddie Wu mengambil alih kendali sebagai CEO pada September 2023.

Dalam upaya untuk mempertahankan kepercayaan kepada pemegang saham, Alibaba mengatakan pada awal tahun ini bahwa mereka meningkatkan program pembelian kembali sahamnya sebesar USD 25 miliar hingga akhir Maret 2027.

Selain itu, perusahaan yang berkantor pusat di Hangzhou ini juga meningkatkan upayanya di luar negeri di tengah perlambatan domestik, di mana Alibaba menghadapi meningkatnya persaingan dari pemain berbiaya rendah seperti PDD.

Pendapatan divisi Taobao dan Tmall, yang menaungi bisnis e-commerce Alibaba di Tiongkok, meningkat 4% YoY menjadi 93,2 miliar yuan. Angka ini lebih cepat dibandingkan pertumbuhan 2% pada kuartal sebelumnya.

Awal tahun ini, CEO Alibaba Eddie Wu berjanji untuk menghidupkan kembali pertumbuhan e-commerce tersebut dengan investasi lebih lanjut.**

(SD)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.