Saksi mata penembakan mengungkapkan kepada BBC bahwa dia dan beberapa orang lainnya “dengan jelas” melihat Crooks merangkak di atap sambil membawa senapan. Ini menegaskan bahwa adanya potensi ancaman yang seharusnya diperhatikan oleh pihak berwenang.
Menurut saksi mata, mereka telah melaporkan situasi tersebut kepada polisi, tetapi tersangka tetap bergerak selama beberapa menit sebelum menembakkan senjatanya. Crooks kemudian ditembak mati oleh aparat, menggarisbawahi perlunya tindakan cepat dalam situasi darurat.
Agen khusus FBI Kevin Rojek, menyatakan bahwa dia “terkejut” Crooks bisa melepaskan tembakan. Ini menegaskan betapa pentingnya evaluasi ulang terhadap langkah-langkah keamanan yang diterapkan.
baca juga : Resmi Terima Calon Presiden AS, Donald Trump Sebut Joe Biden Sebagai Penghancur Harapan Negara
Sheriff setempat telah mengonfirmasi bahwa Crooks terpantau oleh petugas polisi, namun mereka tidak dapat segera bertindak. Yang masih belum jelas adalah apakah informasi ini telah diberikan kepada para petugas keamanan di sekitar Trump.
Crooks sudah berada dalam pengawasan para petugas, menurut seorang pejabat senior penegak hukum. Ini menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pengamanan yang seharusnya lebih efektif.
Beberapa petugas yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa Crooks menunjukkan perilaku mencurigakan di dekat magnetometer. Diduga, informasi ini telah disampaikan kepada Dinas Rahasia untuk ditindaklanjuti.**
(sd)