Tulungagung – Dinas Kesehatan Tulungagung mengungkapkan ada empat pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) meninggal dunia selama 2020 ini.
Seperti dilansir dari tribunews.com (9/10/2020) Dinkes mengingatkan bahaya penyakit musiman ini lebih ganas dibanding virus Corona yang tengah melanda Indonesia.
Karena itu Dinkes meminta masyarakat waspada, dan tidak menyelepekan setiap gejala seringan apa pun.
” Tentu tingkat fatalitasnya lebih tinggi DBD. Kematian terjadi karena telat mendapat perawatan,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Tulungagung, Didik Eka.
Pasien terakhir yang meninggal dunia seorang anak perempuan dari kecamatan Campurdarat.
Pasuen datang ke Puskesmas pada 23 September lalu.
Namun karena kondisinya sudah parah, ia dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
“Dia meninggal dua hari kemudian, masih di IGD RSUD dr Iskak,” sambung Didik.
Didik mengatakan, keluarga pasien terlambat membawa korban ke Puskesmas.
Menurutnya, keluarga meremehkan gejala panas yang diderita pasien.
Selain itu ada ketakutan di keluarga pasien, karena takut anaknya terdeteksi virus Corona.
“Kami khawatir karena masyarakat takut mengakses fasilitas kesehatan selama pandemi. Ini berbahaya, karena sakit seperti DBD jadi terlambat ditangani,” ujar Didik.
Tiga korban lainnya jatuh pada bulan Maret, Mei dan Juni 2020.
Lebih jauh Didik memaparkan, serangan DBD ini dipicu curah hujan yang mulai turun di sejumlah daerah.
Karena itu masyarakat perlu maspada, karena dalam beberapa bulan ke depan mulai masuk musim hujan.
“Jangan lupakan penyendalian sarang nyamuk (PSN) di lingkungan kita. Jangan fokus pada pandemi Corona saja, DBD juga menjadi ancaman yang mematikan,” tegad Didik.
Dari jumlah pasien, kejadian tahun 2020 ini masih kalah dibandung tahun 2019.
Pada minggu ke-40 tahun 2019, jumlah pasien DBD men capai 873 orang.
Sedangkan pada minggu ke-40 tahun ini, pasien DBD sejumlah 224 orang.
Sementara jumlah total korban akibat DBD tahun 2019 lalu sebanyak 17 orang.
Dari sisi vatalitas, kasus DBD di Tulungagung lebih mematikan dibanding virus Corona.
Selama masa pandemi virus Corona, ada 3 warga yang meninggal dunia.
Sedangkan DBD telah merenggut empat korban jiwa.(*)