Lintas7News.com – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat (23/4) sekitar pukul 11.20 WIB.
Berdasarkan data seismogram, awan panas guguran itu tercatat dengan dengan amplitudo 55 mm dan durasi 125 detik.
“Jarak luncur 2000 meter ke arah barat daya. Angin bertiup ke timur, teramati tinggi kolom 300 meter di atas puncak,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.
Awan panas guguran itu menyebabkan hujan abu di wilayah Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jateng.
“Laporan terjadi hujan abu di Cepogo pukul 11.30 WIB,” ucap Hanik.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sementara itu, berdasarkan pengamatan BPPTKG pada Kamis (22/4) kemarin, Gunung Merapi juga teramati 28 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.600 meter ke arah barat daya.
Diketahui, Gunung Merapi saat ini masih berada di Level 3 atau siaga sejak dinaikan statusnya pada 5 November 2020.
Dengan status itu, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 kilometer.
Kemudian, lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Lebih lanjut, BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan selalu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
(CNNIndonesia/RI)