Geluti Budidaya Pohon Bonsai, Warga Blitar Raup Keuntungan Jutaan Sampai Ratusan Juta “Dengan Harapan Agar Generasi Muda Dapat Mengikuti Jejaknya”

banner 468x60

Hariyanto Pemilik Galeri Hari Bonsai Blitar Menunjukkan Koleksi Pohon Bonsainya. (Foto)

Lintas7news.com, Kota Blitar – Hariyanto warga Kota Blitar yang beralamat di Jl. Pramuka No. 19, menggeluti usaha pembudidayaan pohon Bonsai kurang lebih 36 tahun dan sudah bisa menguliahkan ketiga anaknya hingga sarjana melalui hasil usaha bonsainya, dan sekarang sudah mendirikan Geleri Pohon Bonsainya Sendiri dengan nama Galeri Hari Bonsai Blitar.

banner 336x280

Hariyanto yang biasa di sebut sesepuhnya petani Bonsai di Blitar mulai budidaya pohon Bonsai dari tahun 1985, awalnya beliau itu pedagang bunga wedok atau bunga bunga hias. Di situ beliau kolakan dari Kota Batu Malang, dan waktu itu dimintai pesanan bahan bonsai jenis serut.

Akhirnya hariyanto mencoba berdagang bahan Bonsai kirim ke batu. Jadi watu itu sistem penjualan saling banter antara bahan Bonsai di tukar dengan bunga bunga hias.

“Melihat harga Bonsai yang begitu tinggi serta bahan bahan bonsai di Blitar sangat murah, mulai saat itu saya terinspirasi dan berekspresi bermain Bonsai. Setelah saya bermain Bonsai dan hasilnya sangat menjanjikan dengan bukti saya pernah menjadi guru 8 tahun di Smp 4 Blitar dan saya keluar.

“Setelah saya keluar menjadi guru, saya beralih ke bisnis Bonsai dengan di karuniai 3 anak.” Alhamdulillah Semuanya sudah lulus sarjana dan bisa berumah tangga semua, berkat swadaya penghasilan Bonsai saya,”Ucap Hariyanto, Senin (16/6).

Di Blitar sendiri Hariyanto sudah berbisnis Bonsai selama 36 tahun dengan menjual berbagai jenis Bonsai baik jenis Bonsai lokal sampai jenis Bonsai luar negeri. Jenis Bonsai luar negeri seperti cianchi, hokianti, sainsimbur dari Vietnam dan seribu bintang dari Thailand sedangkan jenis lokal diantaranya serut, siser, loa dan asam Jawa.

Untuk pemasaran sebenarnya Bonsai Bonsai dari Jawa atau Indonesia di ekspor ke luar negeri dan menjadi ikon. Salah satunya yang menjadi ikon yaitu Bonsai asam Jawa yang indektik dengan Indonesia.

Karena menurut sejarah asam Jawa bisa hidup hingga 350 tahun sampai 500 tahun, sehingga di coba untuk Bonsai ternyata sangat bagus.

Untuk pemasaran Bonsai di lokal saja, saya sangat kwalahan karena sangat banyak permintaan serta peminat Bonsai bonsai baru generasi muda yang ingin berkecimpung di dunia Bonsai.”Karena apa, banyak orang melirik bisnis Bonsai karena harga Bonsai tidak ada bandingannya untuk usaha usaha yang lain.

Untuk pemasaran Bonsai yang ada di Blitar, sudah mencangkup ke seluruh indonesia dan sangat lancar. Sedangkan sekarang yang lebih istimewanya lagi kita juga bisa jual Bonsai satu pohon bisa ke luar negeri dan sudah ada biro jasanya.

“Untuk harga Bonsai biasanya tergantung modal awal pembelian bibit Bonsai, disini saya menyediakan bibit kirasan harga 50 ribu sampai 1 juta. Jadi contohnya jika kita beli bibit harga 5 juta dan kita rawat 3 sampai 5 tahun dan kita jual lagi bisa sampai 50 juta bahkan sampai ratusan juta untuk satu pohon saja.” Semakin tua pohon Bonsai semakin mahal harganya,”Ujar Hari.

Ada 3 tahap perawatan pohon Bonsai yaitu kategori 1 tahun bisa jual namanya Bonsai mami atau Bonsai kecil, kedua kategori umur 2 tahun atau Bonsai menengah dengan lingkar batang 10 sampai 20 cm dan jangka panjang umur di atas 5 tahun sampai puluhan tahun dengan batang lebar lebih dari 50 cm tinggi 125 cm dan seterusnya.

“Jadi generasi muda adalah langkah kita bertani Bonsai, dari bertani itu dalam waktu singkat udah dapat hasilnya dan waktu menengah adalah keuntungannya dan waktu panjang adalah depositnya.

“Mirisnya melihat banyak petani pembudidayaan pohon Bonsai liar yang ada di Blitar Raya. Yang tidak di berikan wadah maupun kelompok itu sudah merajalela khususnya di kabupaten Blitar itu, yang namanya pasur sampai pudak. Sudah banyak yang membudidayakan pohon Bonsai, namun mereka belum terpanyungi atau terwadahi dan saya sangat prihatin kepada pemerintah melihat petani Bonsai yang bisa eksis sendiri, tolong kepada dinas terkait, berikan wadah dan kalau perlu berikan ilmu melalui pelatihan mengenai cara menanam pohon bonsai hingga perawatan sampai pemasaran dan bila perlu di bantu bibit pohon Bonsai,” Tutur Hari.

Terakhir Hariyanto menambahkan melihat aset yang dilirik oleh luar kota bahkan luar Provinsi itu, Blitar itu lahan paling empuk untuk belanja bonsai dan pasarnya masih sangat murah untuk di Blitar. Jadi untuk harga bonsai mahal atu tidak tergantung rejeki dan kenapa bonsai bisa mahal karena ada 3 unsur yang berurutan, yang pertama unsur ketuaan, ke dua unsur proporsi bonsai itu besar atau kecilnya dan yang ketiga bonsai itu sudah eksis untuk di pentaskan lomba.(PA)

banner 336x280
Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *