Lintas7News.com – Ahli Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengingatkan potensi tsunami di selatan pulau Jawa bisa terjadi kapan saja. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan membangun tanggul pantai atau laut di Jakarta.
Kepala Laboratorium Geodesi ITB Heri Andreas menilai tanggul pantai atau laut di Jakarta akan berperan sangat penting. Tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga memproteksi Jakarta dari tsunami.
“Fungsi tanggul pantai itu menjadi lebih penting. Sementara saat ini masih mandek dikerjakannya,” kata Heri saat dihubungi, Senin (16/8).
Ia mencontohkan pengerjaan tanggul di Jakarta mulai dari Kamal Muara hingga Marunda yang hingga kini belum rampung. Dari target sekitar 33 kilometer kini baru selesai kurang lebih 10 kilometer. Selain itu, ada juga pembangunan tanggul lain seperti di Pantai Mutiara, Muara Angke, dan Kaliadem.
Dilansir dari CNNINdonesia.com – Heri yang juga Ketua Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB ini menambahkan, fakta yang diungkapkan terkait megathrust selatan Jawa harus disikapi dengan bijak dan waspada meski terkesan menakut-nakuti. Untuk itu ia meminta semua pihak harus mendukung pemerintah dalam mempercepat proses pembangunan tanggul di pesisir Jakarta.
“Takutnya tsunaminya keburu datang karena saat ini tengah di ujung perulangan,” tutur Heri.
Heri menjelaskan, sebelumnya bahwa gempa bumi sifatnya berulang. Artinya, gempa yang telah terjadi akan terjadi lagi di masa kini dan yang akan datang atau secara bahasa keilmuannya disebut earthquake cycle.
“Salah satu sumber gempa bumi adalah megathrust selatan Jawa. Megathrust ini dapat menghasilkan gempa dengan kekuatan sangat besar dan saat ini tengah berada di ujung siklus atau perulangan. Dengan kata lain berpeluang terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi,” tutur Heri dalam keterangan tertulis, Senin (16/8).
Berdasarkan data Global Navigation Satellite System (GNSS), dijelaskan Heri bahwa hasil data itu mengkonfirmasi adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda, hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur.
Apabila gempa terjadi, lanjut Heri, kekuatannya dapat mencapai 8.7 Mw hingga 9.0 Mw dan bisa jadi diikuti tsunami hingga 20 meter tingginya.
“Gelombang tsunami berdasarkan hasil pemodelan ternyata bisa sampai di pesisir Jakarta dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter. Dibandingkan dengan 20 meter tentunya 1 meter adalah kecil,” ujar Heri.
Meski demikian fakta saat ini pesisir Jakarta wilayahnya sudah ada di bawah laut hingga minus 1-2 meter. Hal itu dikatakan Heri artinya potensi tsunami akan lebih besar.
Hasil pemodelan tsunami sampai di Kota Tua Jakarta
Heri mengatakan berdasarkan hasil permodelan, run up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada.
“Kalau kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh Istana (Presiden),” ujarnya.
Dengan demikian Heri menekankan bahwa tanggul pantai atau laut di Jakarta disebutnya akan berperan sangat pengting. Tidak hanya mencegah banjir rob tetapi juga untuk melindungi Jakarta dari tsunami.
“Untuk itu kita harus mendukung pemerintah dalam mempercepat upaya pembangunan tanggul sepanjang pesisir Jakarta,” tutupnya.
(CNNIndonesia/RI)