Lintas7News.com – Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menegur langsung Wakil Ketua Umum parpol tersebut, Fadli Zon, gara-gara menyentil Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal banjir di Sintang yang berada di aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, Kalimantan Barat.
Momen pria yang juga Menteri Pertahanan RI itu menegur Fadli Zon itu pun dikonfirmasi juru bicara partai Gerindra, Habiburokhman, saat dikonfirmasi, Minggu (14/11).
“(Yang menegur) Pak Prabowo via Sekjen,” kata Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman saat dikonfirmasi, Minggu (14/11).
Pada kesempatan itu, ditegaskan pula bahwa sentilan Fadli ke Jokowi soal banjir Sintang itu bukanlah sikap resmi partai.
Drama Prabowo tegur Fadli Zon itu berawal ketika Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen di DPR RI itu menyindir Jokowi saat menjajal sirkuti Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) pekan lalu. Kala itu, lewat cuitannya, Fadli menyindir kapan Jokowi menengok wilayah Sintang di Kalimantan barat yang hampir sebulan terendam banjir.
“Luar biasa Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah tiga minggu banjir belum surut,” cuit Fadli lewat akun @fadlizon, Sabtu (13/11).
Tak lama usai cuitan Fadli, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra lewat Habiburokhman buru-buru memberi klarifikasi. Dia bilang, sentilan itu bukan sikap resmi partai maupun fraksi Gerindra di DPR.
Meski demikian, menurut Habib, teguran merupakan hal yang biasa diterima kader di Gerindra. Dia mengaku, juga sering kena tegur jika mengeluarkan statemen yang kurang tepat.
“Kepada beliau sudah diberikan teguran dan kami juga meminta maaf apabila statemen tersebut menimbulkan ketidaknyamanan,” kata Habib dalam keterangannya, Minggu (14/11).
“Sebagai kader Gerindra, adalah hal yang biasa bagi kami jika ditegur apabila ada statement yang kurang tepat. Saya sendiri sebagai Jubir partai sering kena teguran, begitu juga rekan-rekan anggota DPR lainnya,” tambahnya.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sebagai informasi, banjir merendam setidaknya 12 kecamatan di Sintang dengan ketinggian rata-rata 2-3 meter sejak Oktober lalu.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 10 November, 140.468 orang terdampak banjir, dan tiga orang meninggal dunia. Kemudian, sebanyak 35.117 rumah terendam dan 5 jembatan rusak berat.
Gubernur Kalbar Sutarmidji dan sejumlah organisasi masyarakat sipil menyatakan parahnya dampak luapan sungai di Sintang itu tak lepas dari kegiatan manusia terkait pembukaan lahan, termasuk untuk pertambangan.
(CNNIndonesia/RI)