Lintas7news.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Emil merespons kasus dugaan perundungan atau bullying yang dialami bocah lelaki berusia 11 tahun di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, hingga meninggal dunia.
“Saya mengutuk keras atas kejadian di Tasikmalaya ini. Tanggung jawab dari lingkungan terdekat yaitu sekolah, kepala sekolah, para guru harus bertanggung jawab penuh,” kata pria yang akrab disapa Emil itu kepada wartawan di Gedung Sate, Kamis (21/7).
Seraya menambahkan, Emil menuturkan, lingkungan pendidikan seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan karakter pada siswa-siswi. Karena itu, eks Wali Kota Bandung menyayangkan adanya kasus perundungan ini.
“Karena orang tua menitipkan anaknya ke sekolah untuk dijaga, untuk diedukasi dan orang tua harus mampu mendidik anaknya, menanamkan pendidikan karakter. Di rumah, orang tua adalah guru, di sekolah guru adalah orangtua anak,” tuturnya.
Dilansir dari CNNIndonsia.com – Terkait penanganan kasus di Tasikmalaya, Emil memastikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di daerah. Keluarga korban pun sudah mendapatkan pendampingan.
“Kami sudah melakukan respons-respons atas peristiwa ini. Sudah ada pendampingan juga,” ucapnya.
Emil juga meminta pelaku perundungan anak di Tasikmalaya disanksi meski di bawah umur. Namun, sanksi yang diberikan harus memberikan dampak edukasi kepada para pelaku.
“Harus ada sanksi kepada yang melakukan walaupun masih di bawah umur. Itu dengan akses kepatutan dan kemanusiaan. Pokoknya harus ada pelajar bagi mereka yang melakukan,” tuturnya.
Diberitakan, bocah sebelas tahun asal Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, meninggal dunia setelah dirundung teman-temannya. Korban sempat depresi hingga meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Video perundungan yang dialami korban itu tersebar ke media sosial. Korban dipaksa untuk menyetubuhi kucing.
(CNNIndionesia/NB)