LINTAS7NEWS – Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa ide untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian Amerika Serikat (AS) ke-51 bukan hanya sekadar candaan atau spekulasi. Dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu (9/2/2025) selama acara pra-show Super Bowl, Trump menegaskan bahwa ia sangat serius dengan rencananya tersebut, yang ia anggap dapat menguntungkan AS secara ekonomi. Menurut Trump, ketidakseimbangan dalam perdagangan antara AS dan Kanada telah menyebabkan kerugian besar bagi AS setiap tahunnya, dan menggabungkan Kanada sebagai negara bagian dapat menjadi solusi untuk masalah ini.
Saat ditanya oleh Bret Baier dari Fox News Channel tentang apakah keinginannya untuk menggabungkan Kanada menjadi bagian dari AS adalah hal yang serius, Trump menjawab dengan tegas, “Ya, itu benar.” Ia mengungkapkan bahwa AS kehilangan sekitar USD 200 miliar per tahun dalam hubungan perdagangan dengan Kanada, yang ia anggap sebagai bentuk subsidi yang merugikan AS. Trump merasa bahwa AS harus menghentikan kerugian ini dan bahwa Kanada akan lebih baik jika menjadi negara bagian AS. Menurut Trump, langkah ini akan membantu AS mendapatkan keuntungan yang lebih adil dalam hubungan perdagangan dengan Kanada.
baca juga : Presiden AS Donald Trump Dimakzulkan DPR
Namun, klaim Trump ini langsung dibantah oleh laporan dari Associated Press (AP), yang menyatakan bahwa AS sebenarnya tidak menyubsidi Kanada. Sebaliknya, AS membeli berbagai produk dari Kanada, termasuk komoditas energi seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam lainnya. Pada 2023, defisit perdagangan barang antara AS dan Kanada tercatat mencapai USD 72 miliar, dengan sebagian besar defisit tersebut berasal dari impor energi yang dibeli oleh AS dari Kanada.
Pernyataan Trump ini juga memicu reaksi dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. Dalam sebuah pertemuan tertutup dengan para pemimpin bisnis, Trudeau mengonfirmasi bahwa Trump memang serius tentang keinginannya untuk mengakses sumber daya alam Kanada. Trudeau menyebutkan bahwa Trump menganggap bahwa cara termudah untuk mendapatkan akses ke sumber daya alam Kanada adalah dengan menjadikan Kanada sebagai bagian dari AS.
baca juga : Lolos Pemakzulan, Donald Trump Kembali Dituntut Soal Kerusuhan Gedung Capitol
Selain membahas masalah perdagangan, Trump juga menyatakan kekecewaannya terhadap respons Kanada dan Meksiko terkait kebijakan tarif yang ia usulkan sebelumnya. Trump merasa bahwa kedua negara belum cukup melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang selama ini dikhawatirkan oleh AS, seperti masalah keamanan perbatasan dan perdagangan narkoba. Ia menyatakan bahwa tindakan lebih lanjut perlu diambil untuk mencegah masalah ini terus berlanjut tanpa ada perubahan yang signifikan.
Sebagai bagian dari kebijakan perdagangan, Trump sebelumnya setuju untuk menunda penerapan tarif 25 persen pada semua impor dari Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Namun, Trump menegaskan bahwa impor energi dari Kanada, seperti minyak, gas alam, dan listrik, akan tetap dikenakan tarif 10 persen. Di sisi lain, Trump juga mengungkapkan rencananya untuk segera menerapkan tarif baru pada produk lainnya, termasuk baja dan aluminium, serta tarif timbal balik untuk barang-barang dari Kanada dan Meksiko yang dianggap merugikan AS.
baca juga : Pelantikan Kedua Donald Trump Sebagai Presiden AS : Waktu, Perayaan Meriah, dan Keamanan Super Ketat.
Di luar soal kebijakan perdagangan, Trump juga berbicara mengenai kehadirannya dalam Super Bowl, yang menjadi bagian dari tradisi presiden AS untuk memberikan wawancara dengan jaringan televisi yang menyiarkan acara tersebut. Trump mengungkapkan bahwa ia merupakan presiden pertama yang hadir secara langsung dalam pertandingan Super Bowl, yang menurutnya adalah langkah positif untuk negara. Ia menyebutkan bahwa kehadirannya dalam acara besar seperti ini merupakan hal yang baik bagi AS.
Secara keseluruhan, wawancara ini menegaskan komitmen Trump untuk membawa perubahan besar dalam kebijakan perdagangan luar negeri AS, terutama dengan negara-negara tetangga seperti Kanada dan Meksiko. Trump bertekad untuk memastikan bahwa kebijakan perdagangan AS lebih menguntungkan dan menguntungkan negara ini, bahkan jika itu berarti mengambil langkah-langkah yang kontroversial, seperti menggabungkan Kanada sebagai negara bagian AS.**
(SD)