Jakarta – Bulan Juli lalu sempat terjadi konflik antara China dan India di perbatasan India-China yang menewaskan sekitar 20 pasukan India sedangkan dari sisi China belum diketahui jumlah kematiannya karena tidak ada laporan kematian dari pihak China. Kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain atas terjadinya peristiwa tersebut. Setelah sekian lama konflik ini berlangsung, pada Rabu (23/9) konflik ini mulai mereda karena keputusan kedua belah pihak untuk menghentikan pengiriman lebih banyak pasukan ke garis depan.
Seperti yang dilansir dari CNNIndonesia.com para komandan militer kedua negara telah menggelar beberapa putaran pembicaraan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan setelah insiden berdarah pada Juni lalu. Pertemuan keenam terjadi pada hari Senin (21/9) lalu.
“Kedua belah pihak setuju untuk menghentikan pengiriman lebih banyak pasukan ke garis depan, menahan diri dari secara sepihak mengubah situasi di lapangan, dan menghindari mengambil tindakan apa pun yang dapat memperumit situasi,” kata Angkatan Darat India dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Rabu (23/9).
Militer India-China juga sepakat untuk menghindari kesalah pahaman pada kemudian hari dan mengadakan pertemuan berikutnya secepat mungkin.
Sebelumnya, setelah bentrokan pada Juni lalu, kedua negara melakukan perundingan. Pasukan China pada Juli lalu mulai menarik diri dengan membongkar tenda dan sejumlah bangunan dari daerah perbatasan dengan India yang dekat dengan Himalaya pada Senin (6/7) lalu. Namun, awal September bentrok kembali terjadi ketika tembakan dilepaskan di perbatasan. India dan China sudah berseteru untuk memberebutkan perbatasan ini sejak tahun 1962. Bentrokan antara tentara India dan China pada pertengahan Juni lalu merupakan salah satu yang terbesar sejak 45 tahun terakhir.
Bentrokan tersebut telah meningkatkan ketegangan antar kedua pihak. Sementara itu, sentimen anti-China tumbuh di India sejak bentrokan tersebut. Pemerintah India sempat memblokir beberapa aplikasi seluler besutan China, termasuk game online PUBG dan aplikasi TikTok.
(CNN/ZA)