Jakarta – Acara Silaturahim Akbar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Gedung Juang 45, Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/9) batal digelar karena mendapatkan protes massa. Massa menolak dan menyerukan pertemuan KAMI di Surabaya untuk dibubarkan.
Dilansir dari CNNIndonesia.com Kegiatan ini diberhentikan setelah ada aksi ratusan orang yang mengatasnamakan Surabaya Adalah Kita memblokade gedung tersebut. Massa KAMI yang hendak datang pun tak bisa masuk. Koordinator aksi, Chakti menegaskan bahwa pihaknya menolak keras keberadaan KAMI. Mereka menilai kelompok itu pemecah belah bangsa. Ia bahkan menilai, KAMI bukan gerakan moral, melainkan kelompok yang diduga melakukan makar karena sakit hati dengan pemerintah.
“Keberadaan KAMI Jatim pemecah belah bangsa,” kata Chakti di lokasi kemarin.
Apalagi, kata Chakti, Silaturahim Akbar KAMI tersebut digelar di tengah masa pandemi COVID-19. Hal itu bisa berisiko menimbulkan penularan corona.
“Kami menolak dikarenakan dapat menyebarkan virus COVID-19 di Kota Pahlawan, ” ujar Chakti.
Tak bisa di Gedung Juang 45, pertemuan pun disebut pindah ke kawasan Jambangan, Surabaya. Berdasarkan informasi, acara hanya berjalan singkat karena massa Surabaya Adalah kita menggeruduk lokasi pertemuan Gatot Nurmantyo di Jambangan. Mereka meminta deklarator KAMI itu segera angkat kaki.
Dalam video yang bereda di beberapa media, salah seorang petugas mengimbau agar acara tersebut dihentikan. Gatot pun menuruti permintaan tersebut.
“Jadi bapak ibu, ini bapak dari kepolisian, polda, saya katakan KAMI ini adalah gerakan yang konstitusional kalau polisi minta dibubarkan, di sana juga bubar, di sini bubar. Mari kita ikuti, apa yang disampaikan aparat kepolisian,” kata Gatot yang terekam.
Tak lama kemudian, Gatot lantas meninggalkan lokasi pertemuan. Kepergiannya diiringi orasi penolakan oleh massa kontra KAMI.
Saat ditemui kemudian di Masjid As-Salam Puri Mas Surabaya, Gatot menyebut kelompok demonstran yang kontra dengan gerakannya di ibu kota Jatim ini adalah massa bayaran.
“Karena yang demo di sana, karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima,” kata Gatot, Senin (28/9).
Ia mengatakan sudah sepatutnya bersyukur karena telah membuat orang lain mendapatuang lewat demonstrasi.
“Kita harus bersyukur, karena keberadaan KAMI ini menjadi berkah. Kalau perlu besok demonya yang banyak lagi. Artinya, ada rezeki bagi rekan-rekan kita yang memerlukan uang untuk ikut demo,” katanya.
Gatot juga berharap, demonstran yang menuntut pertemuan KAMI di Surabaya dibubarkan itu bisa pulang dengan selamat dan membawa rezeki untuk keluarga masing-masing di rumah.
Salah satu deklarator dan Presidium KAMI Pusat, Rochmat Wahab, menambahkan bahwa KAMI tidak pernah berniat untuk menjadi musuh pemerintah. KAMI juga tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak beretika.
“Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas,” kata Wahab.
(CNN/ZA)