BLITAR-Rumah sakit umum daerah (RSUD) Ngudi Waluyo berhasil meraih akreditasi paripurna bintang lima. Tidak hanya soal pelayanam kesehatan, fasilitas dan sarana penunjang rumah sakit juga masuk dalam penilaian akreditasi ini.
Bupati Rijanto memberikan apresiasi atas capaian akreditasi paripurna bintang lima tersebut. Namun, bupati juga berharap RSUD Ngudi Waluyo mampu mempertahankannya.
Mempertahankan prestasi bukan perkara mudah. Selain tanggung jawab pelayanan, RSUD juga harus siap dengan serangkaian peniliaian dari tim akreditasi. ” Saya tahu sendiri, setiap tahun ada tim akreditasi dari pusat yang melakukan penilaian” ucapnya.
Direktur RSUD Ngudi waluyo, dr Endah Woro mengungkapkan ada 18 indikator penilaian untuk mendapatkan akreditasi tertinggi tersebut. Selain soal pelayanan kesehatan, fasilitas yang ada di rumah sakit juga masuk dalam penilaian. ” Jadi semua pelayanan, mulai instalasi gawat darurat (IGD) hingga parkir juga dinilai,” ucapnya.
Endah menambahkan, dengan akreditasi ini pelayanan yang ada di rumah sakit sudah masuk standar. “Dalam upaya peningkatan mutu, setiap tahun ada penilaian dari tim akreditasi terhadap rumah sakit. Nah, tiga tahun sekali, kami selalu berusaha untuk mendapatkan akreditasi paripurna ini. Paripurna bintang lima itu akreditasi paling tinggi, untuk rumah sakit kelas B pendidikan,” jelasnya.
Endah woro tak menampik, Rumah sakit yang ada di Kecamatan Wlingi tersebut masih memiliki banyak kekurangan dalam hal jenis pelayanan maupun sarana pelayanan kesehatan. Namun demikian, untuk kelas kabupaten, menurutnya pelayanan yang dimiliki rumah sakit pemerintah ini sudah cukup bagus. ” Kalau dibandingkan dengan rumah sakit Tipe A ya jelas masih kalah. Tapi kami punya komitmen untuk terus menigkatkan pelayanan, tidak hanya berstandar nasional tapi sampai standar internasional,” harapanya. Menurutnya, hal itu bukan hal yang mustahil. Woro menyebut, tahun ini RSUD Ngudi Waluyo sudah mampu melakukan bedah saraf. Hal ini menjadi indikator bahwa ada upaya dan kemampuan keras untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. “Kebanyakan penyakit saat ini didominasi oleh strok. Tapi, bedah saraf itu tidak hanya untuk kasus stroke, tumor otak juga bisa ditangani dengan bedah saraf,” tegas dia. (mha/yog/hms)