Caracas – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro , mengumumkan bahwa seorang ‘mata-mata Amerika’ ditangkap di dekat dua kilang minyak di negara itu. Hal ini diumumkan setelah otoritas setempat menggagalkan rencana untuk ‘memicu ledakan’ di kompleks minyak lainnya di Venezuela.
Seperti dilansir dari detik.com, sabtu, (12/9/2020). Maduro mengumumkan bahwa mata-mata Amerika Serikat (AS) itu ditangkap pada Kamis (10/9) waktu setempat di negara bagian Falcon, Venezuela. Identitasnya tidak disebut lebih lanjut.
“Kemarin (10/9) kita menangkap… seorang mata-mata Amerika yang sedang memata-matai di negara bagian Falcon, di kilang minyak Amuay dan Cardon,” ucap Maduro dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, Jumat (11/9) waktu setempat.
Menurut Maduro, individu yang ditangkap itu merupakan ‘seorang Marinir yang sebelumnya bertugas di pangkalan CIA di Irak’. Individu itu, sebut Maduro, ditangkap dengan membawa ‘senjata berat’ dan ‘sejumlah besar uang tunai’.
“Dia ditangkap dengan senjata khusus, dia ditangkap dengan sejumlah besar uang tunai, sejumlah besar dolar dan barang-barang lainnya,” sebutnya.
Penangkapan itu terjadi setelah otoritas Venezuela, pada Rabu (9/9) waktu setempat, menemukan dan membongkar ‘sebuah rencana untuk menyebabkan ledakan’ di kilang minyak El Palito, yang terletak di Carabobo dan paling dekat dengan ibu kota Caracas.
Maduro tidak menyebut lebih lanjut di mana individu itu ditahan. Belum ada tanggapan dari Departemen Luar Negeri AS maupun Gedung Putih terkait hal ini.
Bulan lalu, dua bekas tentara AS yang diidentifikasi sebagai Luke Alexander Denman (34) dan Airan Berry (41) dijatuhi vonis 20 tahun penjara oleh pengadilan Venezuela. Keduanya dinyatakan bersalah atas sejumlah dakwaan, termasuk terorisme, usai gagal menginvasi Venezuela pada Mei lalu.(*)