Jakarta – Negara-negara G20 menekankan perlunya ketersediaan akses global ke vaksin virus corona.
Hal ini disampaikan pada pertemuan puncak KTT G20 yang dilakukan secara virtual dan diselenggarakan oleh Saudi, Sabtu (21/11).
Di lansir dari cnnindonesia.com (22/11/2020) Pembahasan KTT didominasi oleh upaya untuk mengatasi pandemi dan resesi global terburuk dalam beberapa dekade.
Apalagi belakangan, terdapat dua perusahaan yang mengumumkan hasil uji tahap 3 vaksin virus corona mereka.
“Meskipun kami optimis dengan kemajuan yang dibuat dalam mengembangkan vaksin, alat terapeutik dan diagnostik untuk Covid-19, kami harus bekerja untuk menciptakan kondisi akses yang terjangkau dan setara ke alat-alat ini untuk semua orang,” kata Raja Saudi Mohammed bin Salman, tuan rumah KTT, seperti dikutip AFP.
Presiden China Xi Jinping berbicara tentang perlunya membangun “firewall global melawan Covid-19” saat ia meminta negara-negara G20 untuk membantu mendistribusikan vaksin “secara adil dan efisien”, menurut kantor berita negara Xinhua.
Dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan krisis kesehatan adalah “ujian bagi G20”, menekankan bahwa “tidak akan ada tanggapan yang efektif terhadap pandemi kecuali jika itu merupakan tanggapan global”.
Bersama dengan Xi dan Macron, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga berpidato di KTT tersebut, di mana sumber mengatakan perubahan iklim adalah salah satu masalah yang menjadi agenda utama.
Negara-negara G20 telah mengumpukan pendanaan lebih dari $ 21 miliar untuk memerangi pandemi. Sebab pandemi Covid-19 telah menginfeksi 56 juta orang secara global dan menyebabkan 1,3 juta orang tewas, dan menyuntikkan US$11 triliun untuk “melindungi” ekonomi dunia yang dilanda virus.
Para pemimpin kelompok G20 juga menghadapi tekanan untuk membantu mencegah kemungkinan gagal bayar kredit di negara-negara berkembang.
Minggu lalu, para menteri keuangan mengumumkan “kerangka umum” untuk rencana restrukturisasi utang yang diperpanjang untuk negara-negara yang dilanda virus, tetapi para pegiat mengatakan langkah itu tidak cukup.
Para menteri telah memperpanjang inisiatif penangguhan utang untuk negara-negara berkembang hingga Juni tahun depan, tetapi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendorong komitmen untuk mendorongnya hingga akhir 2021.
Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva telah memperingatkan bahwa ekonomi global menghadapi jalan yang sulit untuk mundur dari resesi Covid-19, bahkan ketika vaksin sudah di depan mata.
Negara-negara G20 harus membantu menutup kesenjangan pendanaan $ 4,5 miliar dalam apa yang disebut ACT-Accelerator, yang diminta oleh perdana menteri Norwegia, presiden Afrika Selatan dan kepala Uni Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia dalam surat bersama kepada kelompok tersebut.
Program ini mempromosikan distribusi yang adil dari vaksin Covid-19 termasuk negara-negara miskin untuk mengendalikan pandemi.(*)