Komitmen Cawali Santoso Untuk Kota Blitar Kota, Menjelang Hari Anti Korupsi

BLITAR – Mendekati Pilkada serentak, yang jatuh bertepatan pada Hari Anti Korupsi Sedunia, Calon wali Kota Blitar Nomor urut 2, Santoso atau Tjujuk Sunariyo (Satrio Keren) melakukan silahrahmi ke Kampung Rakyat ( Sekretariat Ormas Ratu Adil) di Jalan Mendut, No. 49 Bendogerit, Kota Blitar, menemui dan berdiskusi dengan beberapa organisasi di antaranya, Komite Rakyak Pemeberantas Korupsi (KRPK), Front Mahasiswa Revolusioner), Pengiat Pencak Silat Kota Blitar, Gerakan Anak Jalanan (ANJAL) dan Serikat Buruh Merdeka.

Dalam kegiatan tersebut, Santoso meminta masukan kepada para elemen-elemen masyarat terkait untuk memberikan saran supaya bisa pemberbaiki citra buruk wali kota sebelumnya yang terjerat kasus korupsi jika terpilih mejadi wali kota blitar, agar kota blitar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya dan bumi bungkarno yang di kenal dengan semangat penjuang kemerdekaan menjadi bersih dari tindak korupsi.

Calon Wali Kota Blitar Nomor Urut 2, Santoso mengatakan dalam pertemuan ini banyak yang di bicarakan dan di keluhkan para organisasi ini, mengingat sistem kepemimpinan wali kota sebelumnya yang di kenal buruk akibat kasus korupsi.

“Misalnya pengiat pencak silat di dua tahun ini, sangat di rugikan karena tidak adanya kegiatan sama sekali terhadap kompentensi para pesilat untuk bersaing serta mengolah skill mereka untuk tingkat regional, nasional maupun internasional, melihat dana yang begitu luar biasa, maka dari perlu “merombak sistem birokrasi yang selama ini menjadi celah terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.

“Saya di sini, jika terpilih menjadi wali kota, saya berjanji dan berkotmitmen. Maka dari itu perlu dukungan masyarakat kota blitar dan elemen-elemen masyarakat seluruh kota blitar, untuk membantu saya memperbaiki citra Kota Blitar sebagai kota proklamator bukan Kota Koruptor yang beberapa tahun terahir melekat manjadi stigma di masyarakat.

Ketua FMR, Fachrul Iga Taufik menambahkan saya sangat berharap bahwa kota Blitar harus memiliki figur pemimpin yang baik, bisa mengayomi, berintregritas tinggi, jujur dan mempunyai rekam jejak yang jelas.

“Saya berharap jika pak Santoso mejadi wali kota Blitar, mampu menjadi figur yang bisa di harapkan masyarakat kota blitar dan beliu bisa mengangkat atau mengembalikan citra kepercayaan masyarakat yang sempat terdegradasi karena kasus korupsi wali kota sebelumnya.”tambahnya. Pada sesi terakhir, sebelum acara diskusi ditutup.

Ketua Umum Ormas Ratu Adil, Mohammad Trijanto berpesan tentang pentingnya partisipasi semua elemen masyarakat dalam melawan maraknya dugaan money politik.

“Politik uang sangat merugikan masyarakat banyak, bayangkan dampak masyarakat menerima Rp 50.000 hingga Rp. 100.000 per kepala saat coblosan, akhirnya saat berhasil berkuasa mereka pasti melakukan korupsi milyaran rupiah.

“Efeknya banyak bangunan dan infrasturktur yang mudah rusak, dan juga ada program-program yang mangkrak. Intinya, karena tanggal 9 Desember 2020 nanti juga merupakan hari Anti Korupasi Sedunia, maka saya menghimbau agar masyarakat harus berhasil memilih pasangan calon Walikota Blitar yang bebas dari virus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,” tutur bapak 3 anak ini.”(PA).

Bagikan Melalui