Tingkat Partisipasi Masyarakat di Kota Blitar Tertinggi Di Jatim Dalam Pilwali Tahun 2020

Blitar – Tingkat partisipasi masyarakat (parmas) di Pilwali Kota Blitar tertinggi se Jatim. KPU Jatim menilai, secara umum parmas di Jatim lumayan bagus walau dilaksanakan di era pandemik dibandingkan Pilkada 5 tahun sebelumnya.

Di lansir dari detik.com (11/12/2020) , Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro, menjabarkan, dalam Pilwali Kota Blitar tingkat parmasnya mencapai 79,2 persen. Padahal secara nasional, target parmas untuk Pilkada 2020 ini hanya 77 persen.

“Ada 5 kabupaten/kota melampaui target nasional di Pilkada Jatim 2020 ini. Yakni Tuban, Lamongan, Gresik, Mojokerto dan Kota Blitar yang tertinggi. Parmasnya mencapai 79, 2 persen,” kata Gogot, Jumat (11/12).

Gogot menambahkan selain lima daerah yang parmasnya melampaui target, juga ada 16 daerah lain yang tingkat parmasnya mengalami peningkatan. Namun sebaliknya, lanjut Gogot, terdapat 3 kabupaten/kota yang parmasnya mengalami penurunan. Yakni Trenggalek turun sebesar 0,23%, Malang 0,39% dan Kota Pasuruan 3,11%. Rata-rata parmas di 19 kab/kota di Jatim mencapai 70,58 %. Naik 6,64% dari parmas pilkada 2015 sebesar 63,9%

“Secara umum, parmas di Jatim lumayan bagus, walau dilaksanakan di era pandemik dibandingkan Pilkada 5 tahun sebelumnya,” tandasnya.

Ketua KPU Kota Blitar, Choirul Umam mengaku bersyukur atas perolehan itu. Dia menyebut ada beberapa hal yang membuat warga Kota Blitar masih antusias menyalurkan hak pilihnya dalam Pilwali 2020 ini.

“Selain proses sosialisasi yang massif, berbasis digital, dan atraktif. Pemutakhiran data yang andal, juga kontestasi calon yang ketat,” ungkapnya.

Umam mengakui tidak hanya pihaknya yang masif melakukan sosialisasi. Namun juga banyak pihak yang membantu, termasuk pemberitaan positif yang juga masif.

Sementara, untuk Pilbup Blitar tingkat partisipasinya mencapai 66 persen. Namun angka ini menunjukkan kenaikan tingkat parmas dibandingkan pilkada dua tahun sebelumnya.

“Walaupun pandemi tapi parmasnya masih 66 persen. Ini naik dibandingkan pilkada di 2010 yang hanya 55 persen. Dan juga di pilkada 2015 yang hanya 56 persen,” tutur Ketua KPU Kabupaten Blitar, Hadi Santoso.

Hadi menilai, dengan tingkat parmas 66 persen merupakan angka yang realistis. Karena selain dilaksanakan di masa pandemi, jumlah TPS dalam Pilbup 2020 ini berkurang 220 lokasi. Karena pada pilkada 2015 didirikan sebanyak 2498 TPS. Dan di pilkada 2020 didirikan sebanyak 2278 TPS.(*)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.