Jakarta – Salah satu tantangan yang dihadapi sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah rendahnya kemampuan UMKM menembus pasar ekspor. Menurut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat ini kemampuan UMKM menembus pasar ekspor hanya sebesar 14%.
Di lansir dari detik.com. Dia mengatakan jika UMKM hanya terfokus pada pasar domestik dan mengabaikan potensi pasar global yang besarnya sekitar 28 kali lipat pasar domestik, maka sama saja menyia-nyiakan berbagai peluang yang tersedia di pasar global.
“Kemampuan daya saing UMKM Tanah Air juga masih belum optimal. Karena jumlah yang mampu beradaptasi dan terhubung dengan ekosistem digital baru sekitar 13%. Padahal, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan hingga kuartal II 2020, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7%. Artinya, ada sekitar 196,7 juta jiwa penduduk Indonesia telah dapat menggunakan akses internet,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (26/12/2020).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan hampir 96% pelaku usaha di Indonesia bergerak di sektor UMKM. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta unit, menyerap 97% dari total tenaga kerja. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto sangat besar mencapai 60%.
“Ironisnya, menurut survei Asian Development Bank (ADB) pada 16 September 2020, sebesar 48,8% UMKM di Indonesia terpaksa gulung tikar. Kondisi ini diperparah oleh lingkungan bisnis permintaan domestik yang turun hingga 30,5%,” jelas Bamsoet usai bertemu dengan pengusaha Bali Ajik Krisna di Bali.
Oleh karena itu, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini berharap pemerintah mampu membangun iklim usaha yang dapat mendorong lahirnya inovasi baru. Mengingat Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index) menempatkan Indonesia pada posisi ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia. Posisi ini belum mengalami peningkatan sejak tahun 2018.
“Artinya, diperlukan langkah kreatif sebagai stimulus mendorong lahirnya inovasi baru di Tanah Air. Karena tanpa inovasi, UMKM hanya akan bergerak ditempat, atau bahkan lambat laun bisa tergulung roda zaman,” tandas Bamsoet.(*)