BLITAR – Sistem pembelajaran tatap muka (PTM) di lingkungan sekolah Kabupaten Blitar yang rencananya diterapkan awal 2021, kembali ditunda.
Di lansir dari sindonews.com. Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar memastikan mulai Senin ini (4/1) belum ada sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.
“Belum ada sekolah di Kabupaten Blitar yang melaksanakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka),” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Budi Kusumarjaka menjawab Sindonews.com Senin (4/1/2021). Rencana pelaksanaan PTM di sekolah sempat disampaikan pada akhir tahun 2020 lalu.
Sesuai data yang dihimpun, di Kabupaten Blitar terdapat 875 lembaga sekolah dasar (SD) dengan perincian 653 negeri dan 222 swasta. Kemudian SMP sebanyak 168 lembaga, yakni 60 negeri dan 108 swasta, SMA 44 lembaga, yakni 10 negeri dan 34 swasta serta SMK 32 lembaga, dengan perincian 6 negeri dan 26 swasta.
Pada 23 November 2020 lalu, Pemkab Blitar melalui dinas pendidikan menyatakan siap menerapkan PTM pada awal tahun 2021. Seluruh lembaga sekolah telah mengubah diri sebagai sekolah tangguh. Guru dan wali murid juga menyatakan kesetujuannya. Sehingga sekolah siap meninggalkan sistem belajar daring atau online.
Namun pada awal tahun 2021 ini rencana PTM tersebut, kata Budi Kusuma belum bisa direalisasikan. “Rencana PTM harus melalui prosedur yang sesuai dengan SKB 4 menteri,” kata Budi Kusumarjaka. Sesuai ketentuan SKB 4 menteri, sekolah diantaranya harus menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan COVID-19.
Kemudian membuat skenario PTM, mendapat ijin dari komite atau wali murid, serta mengajukan proposal kesiapan ke dinas pendidikan. “Proposal kesiapan tersebut kemudian akan diverifikasi oleh dinas pendidikan,” terang Budi Kusumarjaka. Menurut Budi Kusumarjaka, sejauh ini baru ada tujuh sekolah yang mengajukan proposal.
Ketujuh sekolah tersebut menyatakan siap melaksanakan PTM. “Dan semuanya masih dalam proses verifikasi,” tambah Budi Kusumarjaka. Sementara tercatat hingga 3 Januari 2021, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 2.075 kasus. Perinciannya, 1.693 orang sembuh, 149 orang meninggal dunia, 98 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan selebihnya diisolasi.
(*)