Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi, 36 Kali Keluarkan Guguran Awan Panas

Nasional498 Dilihat
banner 468x60

Lintas7News.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan Gunung Merapi di Jawa Tengah, meluncurkan 36 kali guguran awan panas pada Rabu (27/1) terhitung sejak pukul 00.00 hingga 14.00 WIB.

Dilansir dari CNNIndonesia.com Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangannya mengatakan “Pada hari ini, Rabu (27/01), sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 500-3.000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik,”.

banner 336x280

Hanik menyatakan akibat luncuran itu, sejumlah lokasi melaporkan terjadinya hujan abu dengan intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali Kota.

“Hujan abu terjadi sebagai akibat dari kejadian awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diharapkan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti dengan menggunakan masker, kacamata, dan menutup sumber air,” kata dia.

Hanik menyatakan bahwa jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG, yaitu sejauh 5 km dari Puncak Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

“Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan tersebut,” kata dia.

Akibat peningkatan aktivitas gunung Merapi, 182 warga Padukuhan Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman mengungsi ke Barak Utama Purwobinangun.

Camat Pakem, Suyanto menyatakan mereka mengungsi karena mendapat rekomendasi dari BPPTKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.

Ia menyebut, saat Merapi mengeluarkan awan panas guguran, hari ini, warga di Padukuhan Turgo sempat berlarian ke tempat yang aman.

“Berlari menyelamatkan diri ke arah selatan. Ke tempat yang aman,” ucap dia.

Ia lebih lanjut belum bisa memastikan sampai kapan warga akan mengungsi. Warga, kata dia, akan menunggu rekomendasi dari BPPTKG sebelum kembali ke rumah.

“Menunggu rekomendasi dari BPPTKG, nanti melihat situasi dan kondisinya Merapi,” ucap dia.

Sebelumnya, status Gunung Merapi naik dari level II (waspada) ke level III (Siaga) pada Kamis, 5 November 2020 lalu. Peningkatan status itu berdasarkan pemantauan aktivitas vulkanik yang disimpulkan dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.

(CNNIndonesia/ZA)

banner 336x280
Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *