Lintas7News.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan dia akan melakukan segala upaya untuk menekan Myanmar dan “memastikan kudeta gagal.”
Dilansir dari CNNIndonesia.com hal itu diutarakan Guterres setelah junta militer Myanmar kembali berkuasa setelah menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah pejabat pemerintah termasuk presiden pada awal pekan ini dalam kudeta.
“Kami akan melakukan segala cara yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar dan memastikan bahwa kudeta ini gagal,” kata Guterres dalam wawancara dengan The Washington Post.
Kudeta berlangsung setelah militer dan pemerintah sipil Myanmar berselisih selama beberapa bulan terkait hasil pemilihan umum 8 November lalu.
Militer Myanmar menganggap pemilu yang dimenangkan oleh Suu Kyi dan partainya, NLD, curang. Angkatan bersenjata Myanmar atau Tatmadaw menuding ada setidaknya 8 juta pemilih palsu yang terdaftar dalam pemilu kemarin.
Militer pun mendesak Komisi Pemilihan Umum Myanmar memberikan daftar pemilih akhir untuk memverifikasi jumlah suara. Sebelum kudeta berlangsung, Tatmadaw mengancam akan bertindak jika tuntutan mereka tak dipenuhi.
Panglima Militer Myanmar, Jenderal Aung Hlaing, juga sempat mengisyaratkan militer tak segan mencabut konstitusi negara 2008 jika tidak tindakan terkait hasil pemilu.
“Setelah pemilu yang saya yakin berlangsung normal dan setelah periode transisi yang besar, sama sekali tidak dapat di terima untuk membatalkan hasil pemilu dan keinginan rakyat Myanmar,” kata Guterres.
Ketika ditanya terkait dakwaan terhadap Suu Kyi, Guterres mengatakan bahwa “jika kami dapat menuduhnya atas sesuatu, (itu) adalah bahwa dia terlalu dekat dengan militer dan melindungi militer.”
“Saya berharap demokrasi bisa maju lagi di Myanmar tetapi untuk itu semua narapidana harus dibebaskan, tatanan konstitusi harus ditegakkan kembali,” kata Guterres.
Guterres menyesalkan Dewan Keamanan PBB gagal menyetujui pernyataan bersama tentang kudeta Myanmar usai pertemuan darurat yang digagas Inggris.
Menurut draf teks yang diusulkan Inggris, DK PBB mengungkapkan keprihatinan yang mendalam dan mengutuk kudeta tersebut.
Draf DK PBB itu juga menuntut Tatmadaw “segera membebaskan mereka yang ditahan secara tidak sah”.
(CNNIndonesia/ZA)