Presiden Turki Tuduh Amerika Serikat Dukung Kelompok Teroris

(FILES) In this file photo taken on November 3, 2020, Turkish President Recep Tayyip Erdogan delivers a speech after cabinet meeting at Presidential Complex in Ankara. - Turkish President Recep Tayyip Erdogan on December 4, 2020, described his French counterpart Emmanuel Macron as "trouble" and said he hoped France would "get rid of him" as soon as possible, in the latest salvo in an escalating war of words between the two leaders. Turkey and France are embroiled in a series of disputes from tensions in the eastern Mediterranean to the disputed Nagorno-Karabakh region. (Photo by Adem ALTAN / AFP)

Lintas7News.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat mendukung kelompok teroris.

Dilansir dari CNNIndonesia.com Pernyataan itu diungkapkan Erdogan setelah kelompok pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dilaporkan membunuh 13 warga Turki yang mereka tawan di Irak

Mereka diduga disekap di sebuah gua di Irak.

“Anda mengatakan tidak mendukung teroris, padahal sebenarnya Anda berada di pihak mereka dan di belakang mereka,” kata Erdogan, Senin (15/2).

Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengaku menyesalkan kematian warga Turki itu tetapi masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak Ankara.

“Jika laporan kematian warga sipil Turki di tangan PKK, sebuah organisasi teroris, dikonfirmasi, kami mengutuk tindakan ini sekeras mungkin,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Namun Erdogan menganggap pernyataan AS itu hanya lelucon. “Pernyataan yang dibuat oleh Amerika Serikat adalah lelucon,” kata Erdogan.

PKK sendiri mengatakan 13 orang itu tewas ketika pasukan Turki mengebom gua tempat mereka ditahan.

Sementara Turki mengaku melancarkan operasi militer terhadap markas PKK di Irak utara untuk membebaskan 13 sandera itu.

AS dan sekutu Barat Turki lainnya mengakui PKK sebagai kelompok teroris. Tetapi Washington juga mendukung milisi lain Kurdi di Suriah yang dianggap Turki sebagai cabang dari PKK.

PKK telah melancarkan pemberontakan terhadap Turki sejak 1984 hingga menewaskan puluhan ribu orang.

Dalam kesempatan itu Erdogan juga meminta sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk memihak. “Organisasi teroris di depan pintu kami, di perbatasan kami, dan membunuh orang tak bersalah,” kata Erdogan.

(CNNIndonesia/ZA)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.