Lintas7News.com – Kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina, mengklaim kesepakatan gencatan senjata adalah wujud kemenangan mereka dalam perlawanan terhadap Israel.
Klaim itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, dalam pidato di Jalur Gaza.
Al-Hayya mengklaim Israel gagal meghancurkan infrastruktur tempur Hamas. Dia menyatakan para milisi Hamas saat ini masih siaga di sejumlah terowongan.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sementara itu, para kesepakatan gencatan senjata itu disambut para penduduk Jalur Gaza dengan gembira. Mereka turun ke jalan dengan bersorak dan memekikkan takbir, setelah selama sebelas hari diliputi rasa takut.
Diperkirakan aksi massa di Jalur Gaza menyambut gencatan senjata akan terus terjadi dan semakin marak selepas Salat Jumat.
Tetap Siaga
Meski sudah melakukan gencatan senjata, Hamas dan sejumlah milisi lain di Jalur Gaza masih bersiaga jika sewaktu-waktu Israel kembali meluncurkan serangan. Mereka juga memerintah Israel berhenti melakukan kekerasan terhadap penduduk Palestina di Yerusalem.
“Memang benar pertempuran berakhir tetapi Netanyahu dan seluruh dunia harus mengetahui bahwa kami masih siaga dan kami akan terus meningkatkan kemampuan untuk melawan,” kata anggota Biro Politik Hamas, Ezzat El-Reshiq.
Ezzat menyatakan Hamas mengajukan syarat supaya kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dilindungi dan Israel berhenti mengusir penduduk Palestina dari kawasan Sheikh Jarrah di timur Yerusalem.
Yang berlangsung selama sebelas hari sejak 10 Mei lalu menelan korban jiwa 232 penduduk Jalur Gaza. Sebanyak 65 orang di antaranya anak-anak.
Sementara penduduk Gaza yang luka-luka mencapai 1.900 orang.
Hamas yang memerintah di Jalur Gaza menyebut sejumlah kawasan di wilayah itu hancur lebur akibat serangan Israel. Mereka menyatakan sekitar 120 ribu penduduk terpaksa mengungsi.
Sedangkan jumlah korban tewas dari pihak Israel akibat serangan roket milisi Palestina dari Jalur Gaza tercatat sebanyak 12 orang.
Israel dan dua kelompok utama bersenjata di Gaza, Hamas dan Jihad Islam, menyetujui gencatan senjata senjata pada Kamis (20/5) lalu.
Menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dikutip AFP, kabinet sepakat dengan suara bulat menerima usulan gencatan senjata tanpa syarat dari Mesir. Sedangkan kelompok Hamas dan Jihad Islam membenarkan mereka sepakat melakukan gencatan senjata dengan Israel.
Mereka menyatakan gencatan mulai berlaku pada Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat. Gencatan senjata itu diusulkan oleh oleh Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Netanyahu yang sebelumnya menghadiri pertemuan dengan para pejabat tinggi keamanan menjanjikan akan berusaha memulihkan ketenangan dan keamanan bagi warga Israel.
(CNNIndonesia/RI)