Ali Kalora Hendak Menyerahkan Diri Setelah 5 Tahun Diburu

Lintas7News.com – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora dikabarkan sempat berupaya menyerahkan diri kepada aparat kepolisian. Dia merupakan buronan kasus terorisme di Poso, Sulawesi Tengah.

Hanya saja rencana itu batal karena diduga Ali mendapat tekanan dari anggota kelompoknya terkait keamanan keluarga.

“Segala kemungkinan terjadi seperti itu di sana. Ada usaha untuk menyerahkan diri, dan sebagainya,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono kepada Jakarta, Senin (24/5).

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Ali digadang sebagai pimpinan MIT Poso dan telah buron lima tahun lamanya. Dia menggantikan posisi Santoso alias Abu Wardah yang tewas ditembak oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016 dalam sebuah penyergapan.

Kala itu, Ali berhasil lolos bersama enam rekannya, yakni: Qatar, Namnung, Nae, Basir, Abu Alim dan Kholid.

Setelah Santoso tewas, Ali dipercaya memimpin MIT. Dia ditemani oleh istrinya yaitu Tini Susantika alias Umi Fadel. Pada awal kepemimpinannya, MIT memiliki sekitar 16 anggota. Kebanyakan di antara mereka adalah para pengikut Santoso.

Tak lama setelah Ali memimpin MIT, sang istri, Tini tertangkap pada Oktober 2016 dalam keadaan hamil tua. Sementara Ali berhasil meloloskan diri dari perburuan.

Rusdi belum dapat menuturkan lebih lanjut mengenai upaya-upaya yang tengah dilakukan kepolisian untuk membasmi kelompok teroris MIT dari wilayah Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Dia hanya mengatakan anggota TNI-Polri yang tergabung dalam operasi gabungan Satgas Madago Raya sedang mendalami segala kemungkinan yang dapat terjadi di Poso.

“Yang jelas, dari operasi itu diharapkan bisa selesaikan kasus MIT. Kelompok-kelompok Ali Kalora harus diselesaikan di daerah Poso dan sekitarnya,” ucapnya.

Kelompok MIT Poso belakangan ini diduga menjadi dalang pembunuhan empat warga Desa Kilimago, Poso, Sulawesi Tengah.

Salah seorang saksi berhasil melarikan. Dia mengungkapkan kelompok itu tiba-tiba muncul dari belakang saat korban tengah berbincang-bincang. Walhasil, dua orang tewas akibat penyerangan itu. Setelah dilakukan penyisiran oleh aparat, ditemukan dua korban lain tak jauh dari tempat kejadian perkara.

“Ditemukan lagi korban tiga dan empat yang berjarak sekitar 200 meter,” kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto kepada wartawan, Selasa (11/5) lalu.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dapat diduga bahwa penyerangan itu dilakukan oleh MIT pimpinan Qatar alias Farel alias Anas.

Dari informasi yang diperoleh dari Satuan Tugas Madago Raya, MIT bertumpu pada dua kelompok utama. Kelompok Ali Kalora berada di wilayah Poso Pesisir Utara dan kelompok Qatar alias Farel alias Anas kembali bergerilya di sekitar Lembah Napu, Lore Timur.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.