Lintas7News.com – Anak-anak di Indonesia cukup banyak yang terpapar Covid-19. Sebagaimana dikutip dari laman covid19.go.id, Senin (28/6), terdapat 9,7 persen golongan usia anak 6-18 tahun positif Covid-19, ditambah 2,9 persen dari rentang usia 0-5 tahun. Berikut gejala awal Covid pada anak.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak biasanya kerap tak mengaku dan kurang paham dengan kondisi yang tengah dialaminya. Orang tua pun harus menebak-nebak kondisi kesehatan anaknya.
Sejumlah studi menemukan gejala covid-19 anak pada dasarnya masih di sekitar kelelahan, sakit kepala, dan demam. Gejala Corona anak prinsipnya sama seperti gejala Corona yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Berikut gejala corona paling umum pada anak menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention):
1. Demam atau kedinginan
2. Batuk
3. Hidung tersumbat atau hidung pilek
4. Sakit tenggorokan
5. Sesak napas atau kesulitan bernapas
6. Diare
7. Mual atau muntah
8. Sakit perut
9. Kelelahan
10. Sakit kepala
11. Nyeri otot
12. Pada bayi di bawah 1 tahun juga bisa ditandai dengan kurangnya nafsu makan.
Sementara, berdasarkan temuan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh sejumlah pasien Covid-19 anak di Indonesia antara lain:
1. Batuk 57,4 persen.
2. Kelelahan 39,7 persen.
3. Demam 36,8 persen.
Selain itu, Eijkman juga menemukan bahwa dari 208 anak yang terpapar Covid-19 itu, hanya 15 pasien yang menunjukkan adanya gejala sesak nafas. Diketahui, gejala ini paling banyak dilaporkan pada pasien dewasa.
“Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun (77 persen) dan 6-10 tahun (66,7 persen),” tulis Eijkman.
Meski mayoritas anak-anak yang terpapar Covid-19 tidak bergejala atau hanya memiliki gejala ringan, Eijkman memberi catatan bahwa anak-anak yang terinfeksi virus corona itu memiliki peran yang sangat besar dalam penularan Covid-19.
“Anak-anak positif Covid-19 mempunyai peran yang sangat besar pada transmisi virus SARS-CoV 2 di suatu populasi,” jelas Eijkman.
Temuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah anggota LBM Eijkman yakni Amin, Safrina Golfani Malik, Tina Kusumaningrum, Frilasita A. Yudhapurtr, Sukma Oktavianthi, dan Khin Saw Aye Myint dan dipublikasikan di jurnal ilmiah Journal of Clinical Virology Plus dengan judul ‘Characteristics of children with confirmed SARS-CoV-2 infection in Indonesia’.
Sejak Maret hingga November 2020, Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio dan koleganya telah meneliti 1.973 sampel anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun. Dari jumlah tersebut, mereka menemukan 208 anak terpapar Covid-19.
Sebagai orang tua, Anda juga perlu memantau keadaan atau kondisi anak yang terlihat berbeda, terutama dari segi aktivitas dan kesehatannya. Misalnya, anak jadi lebih lemas, mudah menangis, perubahan perilaku, sampai lebih sering tidur lemas.
Apakah anak harus langsung dirawat ketika mereka terinfeksi covid-19?
“Enggak juga, kalau OTG, gejala ringan, bisa isolasi mandiri. Kalau gejala sedang dengan komorbid maka harus dipantau di rumah sakit,” kata Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira, beberapa waktu lalu.
Pada kasus anak terinfeksi tanpa gejala atau bergejala ringan bisa dilakukan isolasi mandiri di rumah.
(CNNIndonesia/RI)