Ancaman Senjata Nuklir, Negara Barat Borong Pil Potassium Iodide

Lintas7News.com – Ketika serangan Rusia di Ukraina meningkat, ketakutan akan dampak dari penggunaan senjata nuklir, telah memicu lonjakan permintaan akan pil potassium iodide atau pil kalium iodida di negara barat.

Salah satu produsen besar pil kalium iodida yang disetujui untuk dijual di Amerika Serikat melihat persediaan mereka cepat habis atau diborong dalam beberapa pekan terakhir, bertepatan dengan invasi Rusia ke Ukraina. Harga-harga di situs penjualan online pun mengalami lonjakan nyaris 10 kali lipat menyusul kelangkaan produk.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan AS (CDC), ada risiko menakutkan dari sejumlah besar yodium radioaktif (atau radioiodin) yang dilepaskan ke atmosfer dan dapat terhirup ke dalam paru-paru serta mencemari air, tanah, tumbuhan, dan hewan.

CDC mengatakan iodida radioaktif dapat membahayakan tiroid, kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher yang menghasilkan banyak hormon untuk mengatur tubuh.

Yang menjadi bahaya jika terjadi paparan radiasi adalah kelenjar tiroid tidak dapat membedakan antara yodium biasa dan radioiodin dan akan menyerap keduanya. Terlalu banyak paparan dapat menyebabkan kanker tiroid.

Bila digunakan sesuai petunjuk, kalium iodida dalam bentuk cair atau pil dapat dengan cepat memenuhi kelenjar tiroid dan mencegahnya menyerap yodium radioaktif.

Karena hal tersebut, produsen besar pil kalium iodida yang disetujui untuk dijual di Amerika Serikat melihat persediaan mereka cepat habis atau diborong dalam beberapa pekan terakhir, bertepatan dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Saat persediaan langka, harga pil potassium iodide atau pil kalium iodida pun melonjak naik.

Situs penjualan online eBay, empat kotak tablet kalium iodida Thyrosafe dijual seharga US$132,50 atau sekitar Rp1,9 juta pada Senin (13/3) kemarin.

Sementara yang lain ada yang menjual sekotak pil IOSAT 130 mg dijual seharga US$89,95 atau Rp1,28 juta masing-masing.

Padahal harga satu kotak berisi 14 paket tablet IOSAT, yang dibuat oleh Anbex, dijual seharga US$13,99 atau Rp200 ribu di situs web produsen.

Stok diborong

Perusahaan Anbex, Inc., yang berbasis di New York, adalah pemasok terkemuka dan memproduksi pil kalium iodida IOSAT 65 mg dan 130 mg.

Situs webnya saat ini menampilkan pesan bertuliskan, “Saat ini kami kehabisan stok tablet IOSAT potasium iodida 130mg dan 65mg.”

“Kami berharap untuk kembali menyediakan stok pada awal April, tapi kami mendorong lebih cepat tersedia untuk akhir Maret,” kata Troy Jones, wakil presiden penjualan dan pemasaran untuk Anbex.

Jones mengatakan perusahaan melihat lonjakan pesanan mulai pertengahan Februari hingga 15 juta tablet dari berbagai pembeli, termasuk individu, reseller, rumah sakit, kota dan pemerintah di seluruh dunia.

“Penjualan besar ini dimulai pada 23 Februari hingga 28 Februari. Kami menjual semua persediaan yang kami miliki,” kata Jones.

Meskipun persediaan sedang diisi ulang setiap minggu, tapi dilaporkan bahwa itu juga terjual dengan cepat.

“Dalam lima hari terakhir kami mungkin telah menjual sebanyak yang biasanya kami butuhkan selama setengah tahun untuk menjual,” tambahnya.

Secara historis, kata Jones, permintaan pil potasium iodida melonjak ketika ada ancaman nyata atau yang dirasakan dari kejatuhan senjata nuklir.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sebelum ini, permintaan melonjak ketika mantan Presiden AS Donald Trump mencuitkan pada 2018 bahwa ia memiliki senjata nuklir “jauh lebih besar & lebih kuat” daripada Kim Jong-un dari Korea Utara, memicu ketakutan tentang meningkatnya ancaman perang nuklir.

Dan bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia telah memerintahkan pasukan negaranya – yang termasuk senjata nuklir – untuk berada dalam keadaan siaga tertinggi.

Sebagai catatan, pil potassium iodide atau pil kalium iodida bukanlah obat untuk semua penyakit dan tidak menawarkan perlindungan 100 persen terhadap yodium radioaktif.

Untuk itu, CDC memperingatkan bahwa dosis tunggal melindungi kelenjar tiroid hanya selama 24 jam.

Badan tersebut mengatakan mengambil dosis yang lebih tinggi, atau meminumnya lebih sering dari yang direkomendasikan, tidak menawarkan perlindungan lebih dan dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian.

CDC juga memperingatkan bahwa pil kalium iodida hanya melindungi tiroid dan bekerja paling baik untuk kelompok usia tertentu.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.