Situasi Terkini Rusia Vs Ukraina

Lintas7News.com – Invasi Rusia ke Ukraina belum juga usai. Pasukan Kremlin terus membombardir pertahanan Ukraina.

Berikut rangkuman situasi terkini invasi Rusia ke Ukraina:

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengungkapkan sedikitnya 816 orang tewas dan 1.333 orang terluka sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Kamis (24/2).

“Sebagian besar korban karena penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas,” pernyataan OHCHR, Jumat (18/3).

Dalam pernyataan itu, OHCHR mencontohkan senjata peledak tersebut, adalah artileri berat, sistem roket multi-peluncuran, serta serangan udara dengan rudal.

Usai Bertemu Biden, Xi Jinping Bakal Diawasi Terkait Rusia

Pertemuan virtual hampir dua jam antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping tak meredakan kekhawatiran AS atas kemungkinan China mengirimkan bantuan militer atau keuangan ke Rusia.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS bakal terus mengawasi tindakan Presiden Xi Jinping dari dekat beberapa waktu mendatang.

“Kami memiliki kekhawatiran itu. Presiden merincikan implikasi dan konsekuensi jika China memberikan dukungan material kepada Rusia karena melakukan serangan brutal kepada kota-kota dan warga sipil Ukraina,” kata Jen Psaki.

Pejabat senior Kementerian Pertahanan AS mengklaim pasukan Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.080 rudal dalam tiga pekan terakhir atau, sejak hari pertama resmi menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2).

“Lebih dari 1.080 rudal. Di sekitar Bandara Internasional Lviv tampaknya akurat,” kata seorang pejabat senior Kemhan AS, Jumat (18/3).

Ia tidak mendetailkan informasi mengenai asal serangan rudal di bagian barat Ukraina tersebut atau banyak kerusakan yang ditimbulkan. Namun, ia hanya menegaskan wilayah udara di atas Ukraina “tetap diperebutkan.”

‘Laporan’ ke Macron, Putin Tuding Ukraina Lakukan Kejahatan Perang

Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Ukraina telah melakukan kejahatan perang. Tudingan tersebut disampaikan ketika ia berkomunikasi dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat (18/3) waktu Rusia.

“Perhatian tertuju pada banyak kejahatan perang yang setiap hari dilakukan pasukan keamanan Ukraina,” ungkap Kremlin mengenai percakapan Putin dan Macron, seperti diberitakan AFP, Jumat (18/3).

“Terutama serangan roket dan artileri besar-besaran di kota-kota Donbas.”

Sekitar 400 Rompi Anti-Peluru yang Akan Dikirim ke Ukraina Dicuri

Sekitar 400 rompi antipeluru yang akan dikirim ke Ukraina dicuri pihak tak bertanggung jawab di New York, Amerika Serikat pada Rabu (16/3).

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Ratusan rompi itu berasal dari sebuah Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang diserahkan ke petugas untuk dikirim ke negara eks Uni Soviet yang tengah diserbu pasukan Rusia.

Pencurian tersebut terjadi di markas besar Komite Kongres Ukraina Amerika Serikat (UCCA).

“Sekitar 400 rompi antipeluru hilang dari lokasi. Tidak ada penangkapan, dan penyelidikan sedang berlangsung,” kata Juru Bicara Kepolisian New York, Letnan Jessica McRorie pada Kamis (17/3).

Pasukan Rusia Disebut Bebaskan Wali Kota Velykoburlutska Ukraina

Wali Kota Velykoburlutska Ukraina Viktor Tereshchenko yang dikabarkan sempat ditangkap pasukan Rusia kini telah dibebaskan. Kabar itu disampaikan Kepala Administrasi Negara Daerah Kharkiv Syniehubov pada Jumat (18/3).

“Musuh telah membebaskan Viktor Tereshchenko. Saya baru saja berbicara dengannya” kata Syniehubov, Jumat (18/3).

Ia mengatakan Viktor berada di rumah sakit dan sedang menerima perawatan. Namun, Syniehubov tidak mendetailkan mengenai kondisi Viktor usai dibebaskan pasukan Rusia.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.