Densus 88 Selidiki Temuan PPATK soal Dugaan ACT Terkait Dana Terorisme

banner 468x60

Lintas7news.com – Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror Polri mengusut lebih lanjut temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait indikasi penggunaan dana masyarakat yang dihimpun lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk kegiatan terorisme.

“Permasalahan ini masih dalam penyelidikan Densus 88,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dihubungi, Selasa (5/7).

banner 336x280

Aswin belum dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai proses penyelidikan yang dilakukan pihaknya terkait lembaga tersebut. Dia juga belum membeberkan apakah ada afiliasi antara ACT dengan kelompok tertentu yang ditemukan oleh aparat penegak hukum.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan bahwa hasil analisis tersebut dilakukan pihaknya secara proaktif terhadap sejumlah lembaga yang dicurigai. Ada pula beberapa laporan dari aparat penegak hukum yang menjadi dasar penelusuran keuangan.

“Itu proaktif dan reaktif. Dari data laporan kemudian kami analisis dan ada juga permintaan dari penegak hukum terkait,” ucapnya.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Menurut dia, terdapat beberapa transaksi mencurigakan dilakukan oleh ACT ke luar negeri yang berkaitan dengan terorisme. Hanya saja, Ivan belum dapat merincikan mengenai nama-nama negara yang dimaksud.

“Ada beberapa negara, saya harus cek datanya (negara tujuan transaksi),” tambah dia.

Presiden ACT Ibnu Khajar telah membantah pihaknya terlibat dalam pendanaan terorisme sebagaimana disampaikan PPATK. Ia mengaku heran mengenai tuduhan tersebut.

Menurutnya, ACT selama ini sering mengundang beberapa kementerian dan lembaga dalam pelaksanaan sejumlah program filantropinya.

Meski demikian Ibnu mengakui bahwa pihaknya pernah memberikan bantuan kepada korban Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Penyaluran dana, kata dia, tidak bisa tebang pilih dilakukan.

“Kemanusiaan itu tidak boleh nanya ke siapa yang kami bantu? Kami berikan bantuan, mereka Syiah atau ISIS, karena mereka korban perang. Kami sering bingung dana ke teroris dana yang mana,” ucap Ibnu.

(CNNIndonesia/RI)

banner 336x280
Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *