Situasi Terkini Sri Lanka: Presiden Kabur ke Singapura-Status Darurat

Lintas7news.com – Sri Lanka berada dalam kekacauan usai krisis ekonomi yang menjerat negara itu. Protes terus berkecamuk bahkan massa sempat menduduki kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Sejak Sri Lanka dinyatakan bangkrut, lonjakan harga barang terutama barang impor dan bahan bakar minyak (BBM) terus meroket hingga menyebabkan kelangkaan.

Kelangkaan BBM ini membuat pemerintah dan rakyat terpaksa melakukan penghematan. Mulai dari memadamkan listrik setidaknya empat kali dalam sehari, menerapkan kerja jarak jauh untuk mengurangi mobilitas dan menutup sekolah.

Keadaan yang mencekik itu membuat warga menggelar protes menuntut presiden dan perdana menteri mundur.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Berikut rangkuman situasi terkini di Sri Lanka yang dirangkum pada Kamis (14/7).

Presiden Kabur

Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, berhasil kabur ke Maladewa menggunakan pesawat militer pada Rabu (13/7) dini hari.

Ia dan rombongan sempat dicegat bagian imigrasi saat di bandara internasional. Sempat beredar kabar, Gotabaya akan menggunakan jalur laut. Namun, hal itu urung dilakukan karena alasan keamanan.

Terbang ke Singapura

Setelah mendarat di Maladewa, Rajapaksa dan keluarga dikabarkan akan terbang ke Singapura.

Belum jelas jadwal keberangkatannya, namun sumber pemerintah Sri Lanka mengatakan Rajapaksa akan menyampaikan surat pengunduran diri kepada parlemen setelah mendarat di Singapura.

PM Jabat Plt Presiden

Gotabaya menunjuk Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, menjadi presiden sementara menggantikan dirinya yang sudah minggat.

Berdasarkan konstitusi Sri Lanka, PM memang seharusnya mengambil alih jabatan jika presiden mundur.

Sementara itu, Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena, menyatakan bahwa mereka baru akan mengumumkan calon presiden baru pada 19 Juli.

Lalu pada 20 Juli, parlemen akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan pemegang takhta selanjutnya.

Terapkan Status Darurat Kemudian Dicabut

Kantor Perdana Menteri Sri Lanka menetapkan status darurat nasional usai Gotabaya hengkang.

Mereka juga menerapkan aturan jam malam dan pengetatan terhadap demonstran menyusul aksi yang terjadi.

Namun, beberapa jam kemudian pemerintah mencabut status darurat. Belum diketahui alasan mereka membatalkan kebijakan ini.

Massa Serbu Gedung PM

Massa menyerbu gedung perdana menteri di Kolombo. Mereka menuntut, Wickremesinghe mundur.

Para demonstran itu masuk ke dalam kantor PM Sri Lanka dan mengibarkan bendera nasional di dalamnya.

Mereka tak puas karena sang PM malah menggantikan posisi Gotabaya. Pedemo itu tak sudi kroni-kroni Rajapaksa masih menguasai negara.

Puluhan Pedemo Terluka

Setidaknya 30 orang mengalami luka-luka saat protes di luar Gedung PM di Kolombo.

Petugas medis dari Rumah Sakit Nasional Kolombo mengatakan banyak orang yang sesak napas akibat terkena gas air mata.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.