Pengamat soal Antrean SPBU Jelang Harga BBM Naik: Kita Kena Prank

Nasional548 Dilihat
banner 468x60

Lintas7news.com – Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mendesak pemerintah untuk segera mengambil keputusan terkait kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, Pertalite dan Solar.
Sebab, ia melihat masyarakat sudah mengantre semalam, Rabu (31/8), di sejumlah SPBU Pertamina jelang pengumuman kenaikan harga Pertalite dan Solar. “Haha. Kita kena prank sepertinya,” ujar Mamit kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/9).

Pun demikian, Mamit menduga pemerintah masih sibuk mempersiapkan bantalan berupa bansos atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar benar-benar tepat sasaran.

September Meriah: BLT BBM Bisa Lawan Kemiskinan, Tapi Tidak Inflasi
“Penyaluran bansos kemarin baru di Papua, belum merata ke seluruh wilayah Indonesia. Mungkin jika sudah siap semua, maka penyesuaian (harga BBM) akan dilakukan,” jelasnya.

Yang mencengangkan, kata Mamit, harga BBM nonsubsidi justru turun. Pertamina menurunkan harga Pertamax Turbo Rp2.000 per liter menjadi Rp15.900.

Tak cuma itu, Dexlite dan Pertamina Dex juga turun masing-masing Rp700 per liter dan Rp1.500 per liter menjadi Rp17.100 untuk Dexlite dan Rp17.400 untuk Pertamina Dex.

“Sepertinya tidak mungkin dua produk yang sama, yaitu BBM, ada yang naik dan ada yang turun di waktu bersamaan. Makanya, saya meminta pemerintah segera ambil keputusan. Jangan sampai masyarakat mengalami double shock kenaikan harga yang sudah mulai merambat,” terang dia.

Dlansir dari CNNIndonesia.com – Kondisi ini bertolak belakang dengan penerawangan sejumlah pejabat yang menduga-duga kenaikan harga Pertalite dan Solar akan diumumkan pada Rabu (31/8) tengah malam atawa memasuki Kamis, 1 September 2022.

Menteri ESDM Arifin Tasrif, salah satunya yang blak-blakan meminta masyarakat menunggu. “Ya, tunggu saja besok (Rabu-pengumuman kenaikan harga BBM subsidi),” ujarnya Selasa (30/8) lalu.

Sinyal kenaikan harga BBM juga disampaikan Direktur BBM BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak. Ia menyebut revisi final Peraturan Presiden 191 Tahun 2014 telah disampaikan ke meja Kementerian BUMN. “Sudah rampung, sudah. Saat ini, final (revisi perpres) di Kementerian BUMN,” jelasnya.

Kabar kenaikan harga Pertalite dan Solar sudah santer bergema 1-2 pekan terakhir karena lonjakan subsidi energi membengkak berlipat-lipat. Tadinya, subsidi energi dianggarkan Rp170 triliun, namun karena kenaikan harga minyak mentah, subsidi diperkirakan jadi Rp502 triliun.

(CNNIndonesia/NB)


banner 336x280
Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *