Pakar UGM: Bukan Gibran, Cawapres Prabowo Tinggal Dua Nama Ini

Saat ini Prabowo tengah mencari sosok yang mampu memperkuat perolehan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki jumlah pemilih besar. (Sumber: instagram@ prabowo)

Bagikan Melalui

LINTAS7NEWS  – Bakal calon wakil  presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di pilpres tahun 2024 telah diumumkan yakni Mahfud MD. Kini hanya Prabowo Subianto yang belum menentukan cawapres. Begini komentar pakar politik UGM, Wawan Mas’udi mengenai hal itu.
“Kita lihat nanti Pak Prabowo akan ke mana. Saya kira sedang pusing juga koalisinya Pak PS untuk menentukan (cawapres), tapi dugaan saya pilihannya tinggal sedikit,” kata Wawan saat dihubungi wartawan, Rabu (18/10/2023).

Wawan bilang, saat ini Prabowo tengah mencari sosok yang mampu memperkuat perolehan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki jumlah pemilih besar. Namun, dua tokoh yang bisa mengerek suara di dua daerah itu telah bergabung dengan koalisi lain.

“Dugaan saya beliau akan mencari sosok yang kira-kira bisa membantu memperkuat elektoralnya, khususnya di basis pemilu. Kalau dalam konteks Jawa itu Jawa Tengah dan Jawa Timur, plus yang luar Jawa. Itu saya kira Pak Prabowo akan perhatian ke situ,” ujar Wawan.


Baca Juga:Ditemani Trijanto, DPRD Blitar Sidak Perkebunan


Pilihan cawapres untuk Prabowo, menurut Wawan, kini lebih condong ke Khofifah Indar Parawansa dan Erick Thohir. Keduanya disebut mampu mengimbangi suara kedua lawan di Jateng maupun Jatim.

“Kalau di Jateng dan Jatim ya pilihan tinggal antara Khofifah (dan) Erick, karena kekuatan Erick di Jatim berdasarkan survei juga tinggi,” ucap Wawan.

Jika Prabowo memilih Gibran Rakabuming Raka, Wawan menyebut hal itu justru akan menjadi bumerang. Wawan menilai Gibran banyak mendapat sentimen negatif setelah putusan MK soal batas usia capres-cawapres. Maka itu, Wawan menyebut tak ada banyak pilihan cawapres untuk Prabowo.

Baca juga: Gerindra Umumkan Cawapres Prabowo Setelah Rapat Ketum Partai Koalisi

“Gibran saya kira sedang tidak populer, justru keputusan MK kemarin secara politik menjadi pukulan balik, aspirasi itu karena kan sentimen di media, di mana-mana negatif, dan itu akan mudah sekali dikapitalisasi menjadi dalam tanda petik musuh bersama,” kata Wawan.

“Politik dinasti itu akan menjadi musuh bersama kalau itu dipaksakan dan itu tentu bukan pilihan yang tepat lah ya. Jadi ya pilihan tinggal dikit, dugaan saya tinggal antara Erick Thohir atau Bu Khofifah,” pungkas dia.**

(NB)


Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.