Lintas7news.com – Dua prajurit TNI tewas dalam kontak insiden penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di pos militer Satgas Mupe Yonif Marinir-33 di Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu (26/3).
Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menduga KKB yang melancarkan serangan itu pada sore menjelang malam hari. Menurutnya, prajurit kala itu sedang bertugas di Distrik Kenyam.
“Prajurit TNI Pos Marinir perikanan Quari Bawah telah diserang dan ditembak oleh gerombolan KST, sehingga personel Pos tersebut melakukan tembakan balasan kepada kelompok teroris yang menyerang,” kata Candra kepada wartawan.
Dalam insiden itu, semula satu orang prajurit atas nama Letda Mar Moh Iqbal terkena tembakan di bagian tangan sebelah kanan. Ia langsung meninggal pada hari kontak senjata itu terjadi.
Pada pencatatan awal, ada beberapa prajurit lain yang mengalami luka berat dan ringan. Atas insiden itu, prajurit TNI yang bertugas di Pos Marinir tersebut pun disiagakan untuk melakukan evakuasi.
Namun, pada hari Minggu (27/3) dini hari TNI mengumumkan bahwa terdapat satu lagi korban meninggal dunia atas nama Pratu Mar Wilson Anderson akibat insiden itu. Ia meninggal usai sempat mendapat perawatan medis.
“Almarhum Pratu Mar Wilson sebelumnya telah mendapatkan penanganan medis dari Dokter Satgas, namun tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia,” jelas dia.
Proses evakuasi pun mulai dilakukan pada Minggu (27/3) pagi melalui Bandara Mozes KIlangin, Timika. Para korban diterbangkan menggunakan helikopter milik TNI AU.
“Kedua korban yang meninggal dunia saat ini telah berada di RSUD Mimika untuk dilaksanakan Pemulasaran,” ucapnya.
Dari keseluruhan, terdapat total enam prajurit yang mengalami luka-luka berinisial Serda RF, BP, EES, Pratu ASA, Prada ADP, dan LH.
Kemudian, dua lainnya mengalami luka ringan, yakni Pratu RS dan DS. Mereka masih berada di wilayah Kenyam, Kabupaten Nduga saat ini.
Terpisah, Kapolres Nduga Kompol Komang Budhiarta mengatakan bahwa penyerangan diduga dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya. Mereka disebut mengeluarkan pelontar granat jenis GLM hingga terdengar ke Polres Nduga yang berjarak sekitar 1,2 KM dari pos militer tersebut.
Menurutnya, senjata itu adalah hasil rampasan kelompok separatis yang telah dicap oleh pemerintah sebagai teroris tersebut.
“Situasi kamtibmas di sekitar Kenyam kondusif, namun tiba-tiba sekitar pukul 17.45 WIT terdengar bunyi tembakan dan ada laporan pos marinir di Kwareh Bawah diserang,” kata Komang.
Sementara, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) langsung mengakui perbuatannya tak lama setelah insiden penyerangan mencuat.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Serangan tersebut diklaim dilakukan bertepatan dengan hari ulang tahun kelompok separatis tersebut. Kelompok ini mengklaim aksi kontak senjata terjadi selama kurang lebih dua jam sejak pukul 17.00 hingga 19.00 WIT.
“Saat HUT TPNPB yang ke 51 tahun yaitu tanggal 26 Maret 2022 Pasukan TPNPB Kodap III Darakma Ndugama melakukan serangan di Pos Militer Indonesia di Keneyam Ibu Kota Kabupaten Nduga,” kata Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom kepada wartawan, Minggu (27/3).
Menurut Sebby, pasukan OPM melakukan penyerangan usai mengendus keberadaan prajurit TNI di pinggir kali Kenyam dalam beberapa waktu terakhir. Sehingga, mereka memutuskan untuk melakukan penyerangan dan kontak senjata.
(CNNIndonesia/RI)