Lintas7news — Salah satu paham Islam yang paling berpengaruh di Arab Saudi adalah Wahabi. Paham ini dianut oleh jutaan umat muslim di sana.
Berdasarkan World Data, paham wahabi dianut oleh sekitar lima juta muslim Sunni di Saudi.
Menilik sejarah, paham ini wahabi muncul dari Muhammad bin Abdul Wahhab. Ia merupakan cendekiawan dan pembaharu Muslim. Pada abad ke-18 saat di awal Kerajaan Saudi berdiri, ia mulai menyarankan Saudi ke bentuk Islam yang murni.
Pemikiran yang dibawa paham Wahabi ditujukan pada pengikut yang berpegang teguh pada purifikasi atau kemurnian Islam ke bentuk asli sesuai teks Al-Quran dan Hadis.
Abdul Wahhab mulai mengajarkan ide-ide ‘radikal’ terkait reformasi agama yang konservatif berdasarkan aturan moral yang ketat.
Abdul Wahhab juga menulis Kitāb al-tawḥīd atau “Kitab Keesaan [Tuhan]”, yang merupakan pedoman utama untuk paham Wahabi.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Ajaran wahabi mencirikan diri sebagai muwahhidn atau unitarian. Itu merupakan istilah dari penekanan mereka pada keesaan mutlak Tuhan atau tauhid. Mereka menolak semua tindakan yang mereka anggap menyiratkan kemusyrikan.
Gagasan Saudi ke bentuk Islam yang murni direalisasikan oleh Abdul Wahhab bersama Muhammad bin Saud di kota Diriyah.
Berbekal semangat tersebut, Saud mendirikan Kerajaan Saudi Pertama, kini menjadi Arab Sudi. Upaya Saud itu berada di bawah bimbingan Abdul Wahhab, yang juga dikenal sebagai sheikh.
Kemudian, Pemerintah Arab Saudi mengikuti tafsiran Wahabi terhadap kitab suci Al-Quran.
Ajaran Wahabi telah ditegakkan oleh para ulama yang menjalankan peradilan dan polisi agama selama beberapa dekade, dikutip dari Pew Research Center.
Pangeran MbS Berupaya Mendobrak Tradisi
Namun, perubahan mulai terasa seiring berjalannya waktu. Terlebih, ketika Saudi dipimpin Muhammad bin Salman (MbS). Diketahui, MbS banyak membuat terobosan baru di negaranya.
Pada sebuah wawancara, Ia mengaku memimpikan ‘satu negara Islam moderat yang toleran pada seluruh agama dan pada dunia’.
MBS mengambil langkah untuk membatasi kekuasaan ulama garis keras dan sheikh terkenal yang mendorong pandangan Islam tanpa kompromi di negaranya.
Tak hanya itu, Ia juga menyebut hubungan negara Saudi dengan aliran Wahabi merupakan satu masalah. Puluhan tokoh keagamaan ternama Saudi ditahan dalam operasi yang diperintah olehnya.
MbS menyampaikan penyebaran paham wahabi adalah konsekuensi dari permintaan negara Barat agar Arab Saudi mempergunakan sumber dayanya di negara-negara Islam untuk melawan Uni Soviet ketika terjadi Perang Dingin.
“Saya percaya bahwa Islam itu masuk akal, Islam itu sederhana, dan banyak orang yang berupaya membajaknya,” kata dia dalam wawancara dengan harian Washington Post kala itu.
Wahabi Kembali Jadi Sorotan di Indonesia
Lebih lanjut, paham wahabi tengah menjadi sorotan di Indonesia.
Pasalnya Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta agar pemerintah membuat regulasi melarang penyebaran paham wahabi di hasil rekomendasi eksternal dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah PBNU di Asrama Haji Jakarta, 25-27 Oktober 2022.
Menurut LD PBNU, kelompok yang mengikuti paham wahabi kerap menuding bidah hingga mengkafirkan tradisi keagamaan yang dilakukan mayoritas umat Islam di Indonesia. Imbasnya, sering terjadi perdebatan pada masyarakat Islam di akar rumput.
Meski banyak dikenal sebagai ajaran Wahabi bagi Indonesia, mazhab resmi Saudi sebenarnya adalah Hambali.
Mazhab itu mengacu dari ulama besar Ahmad ibnu Hambal yang lebih dikenal Imam Hambali. Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri salah satu ulama di abad 20 yang menafsirkan dan menulis kembali karya-karya Imam Hambali dalam Islam.
(RI)