Pejabat Kemenag Blitar Sembuh Dari COVID-19 Dan Selesaikan Program S3

Blitar459 Dilihat
banner 468x60

Blitar, 02/7 – Seorang pejabat Kementerian Agama Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berhasil sembuh dari virus corona baru atau COVID-19 dan mampu menyelesaikan program pendidikan S3.

Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Blitar Syaikul Munib mengemukakan, dirinya dinyatakan terinfeksi virus corona baru atau COVID-19 setelah memeriksakan diri ke rumah sakit di Blitar.

banner 336x280

“Saya terkena corona saat pelatihan petugas haji. Itu pelatihan 8 hingga 18 Maret 2020. Saya menyelesaikan disertasi 7 Maret, dan pada 8 Maret itu berangkat diklat,” kata Syaikul di Blitar, Kamis.

Ia mengatakan setelah dirinya berangkat diklat di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, proses disertasi selanjutnya dilakukan penyelarasan bahasa dan diserahkan ke kampus.

Draf lalu diserahkan kembali ke dirinya pada 24 Maret 2020 dan saat itu sudah dinyatakan positif COVID-19 dan dirawat di rumah sakit.

“Ketika menerima draf yang sudah penyelarasan bahasa untuk cetak buku, saya di rumah sakit. Jadi, saya memakai telepon seluler, karena saya tidak membawa komputer jinjing di ruang isolasi. Saya baca drafnya, kesalahannya, halaman berapa. Saya catat semua saya kirim ke kampus lagi,” kata dia.

Ia menambahkan pengerjaan seluruhnya ia lakukan di rumah, setelah dirinya dinyatakan sudah sembuh dari COVID-19. Syaikul pulang dari rumah sakit sekitar tanggal 2 April 2020, dan seluruh penyelesaian akhir untuk disertasi bisa dilakukannya.

Ia juga mengaku termotivasi untuk segera sembuh saat di rumah sakit. Selain keluarga juga disertasi yang sudah dibuatnya. Ia menempuh pendidikan program S3 di Kampus IAIN Tulungagung selama delapan semester. Untuk empat semester teori dan empat semester mengerjakan disertasi tersebut.

Syaikul Munib mengaku dirinya cukup lama menempuh program pendidikan tersebut, karena kesibukan. Ia tidak mengambil cuti untuk kuliah dan tetap bekerja di Kementerian Agama Kabupaten Blitar.

“Kalau saya, karena pekerjaan di struktural Kemenag Kabupaten Blitar. Jadi, ambil kuliah sambil kerja, tidak cuti. Harus membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah,” ujar dia.

Ia juga menambahkan saat meneliti kembali untuk disertasi tersebut juga mengalami kendala yang cukup berat.

Selama ia sakit, dirinya mengalami gejala perut mual, badan demam, tidak ada nafsu makan, sehingga tidak bisa tidur. Namun, karena sakit tersebut menjadi penyemangat baginya untuk segera sembuh, terlebih lagi dukungan keluarga juga sangat besar.

“Itulah yang jadi motivasi. Saya harus sembuh agar bisa menyelesaikan disertasi saya. Istri juga rutin ke rumah sakit membawa buah, jus,” kata dia.

Ia ujian disertasi secara terbuka secara daring di Pascasarjana IAIN Tulungagung pada 1 Juli 2020.

Ia ikut ujian terbuka promosi doktor program studi Manajemen Pendidikan Islam dengan judul disertasi Strategi Peningkatan Mutu pada Satuan Pendidikan Berprestasi Ditinjau dari Kurikulum dan Guru (Studi multikasus pada Madrasah Aliyah Negeri Kota Blitar dan Madrasah Aliyah Ma’arif Nadhlatul Ulama Kota Blitar).

Berdasarkan rapat penguji disertasi Pascasarjana IAIN Tulungagung, pria yang lahir di Blitar, 25 Maret 1968 tersebut telah menyelesaikan ujian disertasi terbuka program doktor bidang Manajemen Pendidikan Islam XXI dengan predikat sangat memuaskan.

Walaupun saat ini dirinya sudah sembuh, ia tetap mengonsumsi suplemen sebagai vitamin. Keluarganya juga lebih menerapkan perilaku hidup sehat, demi terhindar dari virus corona.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Blitar Krisna Yekti mengatakan jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar per 30 Juni 2020 mencapai 31 orang, di mana 19 sudah dinyatakan sembuh, tujuh dirawat dan lima lainnya meninggal dunia.

Bahkan, juga terdapat aparatur sipil negara di jajaran Pemkab Blitar yang juga dinyatakan positif COVID-19. Untuk ASN yang positif terpapar corona, Krisna mengatakan saat ini mereka sudah mendapatkan perawatan tim medis.

“Sudah kami lakukan pemeriksaan tes cepat terhadap kontak erat seluruh karyawan. Disinfektan dan penutupan tempat kerja dimulai sejak orang tersebut melakukan isolasi mandiri. Jadi, ada yang ditutup selama dua sampai tiga hari,” ujar Krisna Yekti. 

(ANT/ZA)

banner 336x280
Bagikan Melalui