Lintas7News.com – Universitas Airlangga (Unair) yang mengembangkan vaksin Merah Putih untuk menghadapi covid-19 akan melakukan uji klinis tahap I atau penyuntikan kepada manusia bulan depan.
Wakil Rektor I Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development, Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan uji klinis fase I direncanakan akan mulai disuntikkan pada 7 Februari 2022.
“[Uji klinis fase I] 7 Februari. Insya Allah,” ujar Ni Nyoman, Selasa (25/1) siang.
Ni Nyoman menjelaskan bahwa uji klinis itu nantinya akan disuntikkan kepada individu dengan usia di atas 18 tahun. Ni Nyoman enggan berkomentar terkait berapa jumlah relawan yang ikut dalam uji klinis vaksin Merah Putih tahap I.
Lebih lanjut dia mengatakan target uji klinis vaksin buatan dalam negeri itu akan dilakukan selama enam bulan.
“Total 6 bulan, untuk usia di atas 18 tahun,” kata Ni Nyoman.
Sebelumnya Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito berharap izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (UEA) dari vaksin Merah Putih akan keluar pada Juli 2022.
“Harapannya adalah sekitar bulan Juli sudah bisa diberikan emergency use authorization dan bisa diproduksi secara massal di tahun 2022 ini,” kata dia, di Jogja Expo Center, Bantul, Sabtu (15/1).
Penny mengatakan tim peneliti vaksin Merah Putih sudah menyelesaikan uji pra klinis dengan hewan. Jadi dalam waktu dekat sudah masuk pra klinik, kemudian tinggal menunggu produksi vaksin untuk fase uji klinis.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sebelumnya ia memperkirakan pemberian UEA vaksin tersebut dilakukan pada Juni 2022, setelah sebelumnya molor dari rencana pada Maret 2022.
Penny menyebut vaksin hasil pengembangan Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotics Pharmaceutical itu telah melewati tahapan uji praklinis. Rencananya, vaksin Merah Putih mulai memasuki masa uji klinis fase pertama dalam waktu dekat.
“Insyaallah di awal Februari akan segera kita launching uji klinik fase satu,” kata Penny.
Ia menjelaskan bahwa saat ini fasilitas produksi vaksin covid-19 buatan dalam negeri ini masih disiapkan oleh PT Bio Farma sebagai satu-satunya perusahaan farmasi yang mengantongi sertifikat perizinan pembuatan vaksin corona dari BPOM.
Vaksin Merah Putih ini, menurut Penny menjadi peluang untuk mendorong pertumbuhan industri farmasi di Indonesia, sehingga nantinya ada vaksin yang kemudian bisa dihasilkan sendiri oleh anak bangsa.
(CNNIndonesia/RI)