Lintas7news.com – Saham Meta Platforms Incorporated, induk perusahaan Facebook, berhasil melonjak hingga 18 persen pada perdagangan saham Rabu (27/4) kemarin. Kenaikan terjadi karena investor senang dengan jumlah pengguna aktif Facebook yang naik 3 persen secara bulanan.
Walau jumlah penggunanya dinilai masih rendah, setidaknya jumlah pengguna aktif Facebook tetap tumbuh 4 persen secara tahunan. Kemudian, pengguna aktif aplikasi lainnya yang juga dimiliki Meta naik 6 persen.
Dari sisi keuangan, Meta melaporkan bahwa mereka berhasil membukukan pendapatan kuartal sebesar US$27,5 miliar atau naik 7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Selain itu, Meta juga menurunkan proyeksi total pengeluaran perusahaan tahun ini dari US$95 miliar menjadi US$92 miliar atau setara Rp1.335 triliun (kurs Rp14.513 per dolar AS). Menurunnya pengeluaran tersebut nampaknya juga disambut baik oleh investor.
“Kami membuat kemajuan kuartal ini di sejumlah prioritas utama perusahaan dan kami tetap yakin dengan peluang dan pertumbuhan jangka panjang yang akan dibuka oleh peta jalan produk kami,” kata CEO Meta Mark Zuckerberg dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (28/4).
Di lain sisi, Meta memang masih harus menghadapi tantangan lain seperti melawan saingannya yakni TikTok, monetisasi konten video populer, hingga bisnis iklannya. Pasalnya, iklan Meta saat ini turun 8 persen secara kuartalan dibandingkan periode sebelumnya yang justru naik 6 persen.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina nampaknya juga menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan tersebut. Pasalnya, bulan lalu Rusia memblokir Facebook dan Instagram dari negaranya.
Sebelumnya, Meta mulai melakukan berbagai inovasi salah satunya dengan mendobrak segmen Reality Labs. Pada awal tahun ini, Meta membukukan kerugian US$3 miliar akibat inovasinya tersebut.
(CNNIndonesia/RI)