Lintas7news.com – Mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara baru-baru ini mengungkapkan sejumlah hal terkait pencabutan surat kuasa terhadap dirinya.
Bharada E beberapa hari lalu mencabut kuasanya pada Deolipa dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Namun, Deolipa menduga terdapat sejumlah alasan di balik pencabutan surat kuasa tersebut.
Ia juga menuding tanda tangan Bharada E di surat pencabutan kuasa terhadap dirinya palsu lantaran berbeda dengan tanda tangan Bharada E di surat lainnya.
Berikut sejumlah pernyataan Deolipa usai surat kuasa dirinya sebagai pengacara Bharada E dicabut.
Duga Tanda Tangan Bharada E Palsu
Salah satu pernyataan yang diungkap Deolipa yaitu terkait tanda tangan palsu Bharada E dalam surat pencabutan kuasa. Ia menduga tanda tangan tersebut palsu karena secara karakter berbeda dengan tanda tangan Bharada E di surat lainnya.
Dugaan itu diperkuat Deolipa dengan mengatakan bahwa dirinya dan Bharada E memiliki kesepakatan setiap tanda tangan harus menuliskan tanggal dan jam saat Bharada E membubuhkan tanda tangan.
“Apakah ada perbedaan karakter tanda tangan ini dengan ini? Jawabannya ada. Ini tanda tangan Richard yang asli. Ini yang palsu karena tidak ada tarikan,” kata Deolipa di Depok, sambil menunjukkan dua surat, Sabtu (13/8).
“Richard kan di tahanan, dia enggak bisa mengetik. Kemudian dia enggak punya keahlian secara hukum, dia Brimob ahlinya tembak. Siapa yang nulis ini? Kita cari tahu,” katanya.
Pesan ‘Siap Jenderal’ di Balik Pencabutan Surat Kuasa
Mantan pengacara Bharada E itu juga menyebut ada ucapan ‘Siap Jenderal’ di balik pencabutan terhadap dirinya. Tudingan itu ditunjukkan lewat tangkapan layar sebuah percakapan WhatsApp.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Namun, Deolipa mengaku tak mengenal Jenderal yang dimaksud dalam pesan singkat yang dia terima.
“Gak tahu saya [identitas jenderal tersebut], tapi ada ucapan ‘Siap Jenderal.’ Jenderal, dong,” katanya.
“Ijin pak pernyataan pengacara Bharada E yang ditunjuk oleh Dir Pidum di media bertolak belakang dengan Bharada E,” bunyi pesan tersebut.
“Di… dua PH [Penasihat Hukum] Bharada E itu ngomong terlalu banyak masuk ke materi dalam bicara ke media… Kalau dia gak bisa manut, cabut kuasanya!!” lanjut pesan yang diteruskan itu.
Sebut Bharada E Dijanjikan Uang Rp1 M dalam Dolar
Selain itu, Deolipa juga mengatakan uang Rp1 miliar yang dijanjikan Irjen Ferdy Sambo ke Bharada E diberikan setelah kasus pembunuhan Brigadir J mereda alias aman. Deolipa mengatakan mereka bakal menerima uang dalam bentuk mata uang dolar AS.
Namun, menurut Deolipa, janji pemberian uang ini tidak memotivasi Bharada E untuk melakukan perbuatannya.
“Nih bahasa Betawi dulu ya, ‘Lu pada ye, nanti gue kasih ye, tapi nanti biar aman dulu. Setelah PS3 ini aman, gak bunyi-bunyi lagi suara, udah aman lah dijagain para gangster. Udah aman, ya udah lu nanti gue kasih dolar nih,” kata Deolipa, merujuk janji Sambo.
Bantahan Pengacara Baru Bharada E
Pengacara baru Bharada E, Ronny Talapessy membantah sejumlah pernyataan Deolipa terkait kliennya. Ronny menyatakan tidak ada nyanyian kode antara kliennya dengan Deolipa dalam penandatanganan surat.
“Gak ada kode-kodean, itu biasa ditandatangan sama RE [Bharada E] waktu BAP,” kata Ronny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (14/3).
“Pas aja waktu tanda tangan pencabutan kuasa lupa memberikan tanggal dan jam yang biasa ditulis di samping tanda tangan,” kata Ronny.
Ia juga menolak berkomentar lebih jauh soal dugaan iming-iming Rp1 miliar untuk Bharada E. Ronny menyatakan hal tersebut menjadi materi penyidikan.
“Saya tidak bisa menyampaikan apa yang menjadi materi penyidikan,” kata Ronny
(CNNInedonesia/NB)