Kemenkes Akan Gali Kuburan Masal, Usai Rs Al Syifa Di Bombardir Israel

Usai Fasilitas yang berada di Rumah Sakit Al Shifa di bombardir oleh Israel, Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza umumkan akan membuat kuburan masal di Rumah sakit Al Shifa. (Sumber Instagram@motaz_azaiza )

Bagikan Melalui

LINTAS7NEWS –Usai Fasilitas yang berada di Rumah Sakit Al Shifa di bombardir oleh Israel, Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza umumkan akan membuat kuburan masal di Rumah sakit Al Shifa. Diberitakan Anadolu Agency, Kemenkes Palestina menyebut akan mulai menggali kuburan pada Sabtu (11/11) untuk menguburkan 100 jenazah yang terbaring di rumah sakit tersebut.


Munir Al –  Borsh direktur Jendral Kemenkes Palestina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel terus memborbardir RS tanpa henti selama tiga malam tanpa henti.


“Hampir setiap menit terjadi pemboman yang sangat kejam, dengan tujuan untuk membuka jalan memasuki kompleks (rumah sakit),” ucap Al-Borsh.

Al Borsh juga mengatakan gempuran itu dilakukan Israel guna menghalangi ambulans keluar masuk dari dan ke rumah sakit.

Senada, kepala ahli bedah di Rumah Sakit Al Shifa, Marwan Abusada, mengatakan penembakan dan pemboman terjadi terus menerus di area rumah sakit.

“Anda mendengarnya setiap detik di sekitar Rumah Sakit Al Shifa. Tidak ada yang bisa keluar, tidak ada yang bisa masuk. Orang-orang yang mencoba mengevakuasi diri dari rumah sakit, mereka ditembak di jalanan. Beberapa terbunuh, beberapa terluka,” ucapnya kepada Al Jazeera.

Abusada mengatakan rumah sakit kini tidak bisa lagi beroperasi lantaran tak ada listrik, air, maupun makanan. Dia menuturkan rumah sakit hendak menguburkan jenazah-jenazah yang berada di sana namun serangan Israel menyulitkan proses tersebut.

“Kami memiliki banyak orang meninggal dan kami ingin mengubur mayat mereka. Namun sedih untuk mengatakannya bahwa itu terlalu berbahaya. Kami mencoba membuat kuburan besar, tetapi Israel menyerang kami,” ucap dia.

Baca Juga : Indonesia Tergabung Dalam OKI, Bersatu Bela Palestina


Ahli bedah di RS Al Shifa, Ahmad Mokhallalati, juga mengabarkan bahwa pasukan militer Israel menembaki siapapun yang keluar masuk di rumah sakit itu tanpa pandang bulu.

“Sehari sebelum kemarin, sekitar jam 2 pagi, listrik berhenti karena beberapa masalah. Insinyur yang pergi untuk mencoba memperbaikinya ditembak oleh pesawat tak berawak dan terluka di lehernya. Empat anggota tubuhnya lumpuh,” kata Mokhallalati.

Mokhallalati pun menyinggung seruan militer Israel yang mengatakan bahwa warga sipil bisa menggunakan pintu keluar di sisi timur kompleks rumah sakit untuk bepergian. Dia menegaskan seruan itu “adalah satu kebohongan besar.”
“Saya melihat sebuah keluarga beranggotakan lima orang di depan mata saya yang mencoba bergerak dari timur kemarin dan mereka ditembak. Jadi mereka kembali dalam keadaan terluka,” tukasnya.

Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel menggempur Kompleks Al Shifa secara intensif. Mereka mengepung kompleks medis itu dari segala penjuru sejak Sabtu.

Kendaraan militer Israel ditempatkan di dekat gerbang utama Al-Shifa, yang secara langsung menargetkannya di tengah baku tembak serta serangan drone tiada henti.

Tiga badan PBB telah mengecam situasi horor yang dialami fasilitas kesehatan di Gaza selama lebih dari sebulan agresi Israel.

“Dunia tak bisa diam di saat rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman, bertransformasi menjadi tempat kematian, ketakutan, dan keputusasaan,” demikian pernyataan bersama tiga badan PBB seraya menyatakan hampir setengah rumah sakit di Gaza tutup.

Otoritas Palestina pada Jumat (10/11) lalu mencatat setidaknya 11.078 warga Gaza tewas terbunuh imbas serangan udara ataupun artileri Israel. Hampir 40 persen dari korban itu adalah anak-anak. **

(NB)




Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.