Surabaya – Pemkot Surabaya prihatin dengan banyaknya pelajar atau remaja yang ikut demo Omnibus Law. Pemkot akan memberikan pembinaan dini melalui Dinas Pendidikan.
Pernyataan itu disampaikan Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara. Pembinaan sejak dini akan dilakukan agar para remaja atau pelajar tidak mudah terprovokasi, sehingga tidak ikut-ikutan demo.
“Ya nanti melalui Dinas Pendidikan. Otomatis gurunya nanti melalui sekolah daring akan memberikan sosialisasi terkait itu,” kata Febriadhitya, seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (10/10/2020).
Pihaknya juga berharap ada peran serta para orang tua untuk sama-sama memberikan pengawasan. “Iya peran orang tua juga penting. Selain sosialisasi dari sekolah juga,” lanjut Febri.
Kamis (8/10), demo menolak Omnibus Law di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya berlangsung ricuh. Massa menjebol pagar Grahadi. Demo tersebut diikuti sejumlah elemen. Mulai dari mahasiswa, pelajar hingga Bonek.
Kericuhan kemudian meluas ke sejumlah titik sekitar Grahadi. Seperti di Jalan Yos Sudarso, Panglima Sudirman, Jalan Pemuda hingga ke depan Tunjungan Plaza. Akibat kericuhan yang terjadi, ada ratusan remaja dan mahasiswa yang diamankan pihak kepolisian.
Akhirnya orang tua para remaja itu dipanggil. Mereka dilepaskan setelah mendapat pembinaan dan menandatangani pernyataan. Sebagian dari mereka merupakan warga Surabaya.(*)